√75+ Upacara Tedak Siten, Harapan Kesuksesan Anak di Masa Depan

Upacara Tedak Siten, Harapan Kesuksesan Anak di Masa Depan

Upacara Tedak Siten, Harapan Kesuksesan Anak di Masa Depan
Upacara Tedak Siten, Harapan Kesuksesan Anak di Masa Depan

Apakah Anda pernah mendengar upacara Tedak Siten yang dilaksanakan oleh masyarakat Jawa? Tradisi ini berkaitan dengan buah hati yang telah berumur tujuh atau delapan bulan. Terkadang juga dinamakan dengan turun tanah.

Upacara ini masih dilestarikan oleh masyarakat Jawa. Sebab, mempunyai makna filosofis yang mendalam berkaitan dengan sang anak. Tradisi ini memuat harapan dari kedua orang tua untuk buah hatinya.

Nah, kalau misalnya Anda merupakan keturunan Jawa namun belum mengenal tradisi Tedak Siten, maka wajib dong untuk mempelajarinya. Jadi, bisa turut melestarikan tradisi positif ini.

Kapan Upacara Tedak Siten dilaksanakan

Tedak Siten tergolong tradisi dalam masyarakat Jawa. Upacara ini dilangsungkan dengan maksud agar sang anak bisa tumbuh dan berkembang menjadi sosok yang sukses pada masa mendatang.

Kesuksesan tersebut diharapkan mampu diraih melalui bimbingan orang tua, kemandirian sang anak dan juga restu Tuhan hingga. Tidak hanya sebagai pengharapan, Upacara Tedak Siten juga merupakan bentuk syukur sebab telah diberikan keturunan oleh Tuhan.

Masyarakat Jawa sendiri sebenarnya mempunyai banyak sekali tradisi. Misalnya saja di acara pernikahan. Ada serah-serahan, siraman, panggih, dan lain sebagainya. Kemudian melanjutkan tradisi untuk merayakan kehamilan.

Yakni tingkeban atau mitoni. Lantas melanjutkan tradisi untuk buah hati yang sudah lahir. di luar itu, sebenarnya masih banyak tradisi lain misalnya ketika menyambut Ramadhan, menyambut bulan Suro, dan lain sebagainya.

Mari kembali ke pembahasan mengenaiTedak Siten. Tedak maknanya ialah melangkah. Sementara siten berasal dari kata siti yang maknanya tanah atau bumi. Jadi, perpaduan kata ini menciptakan arti melangkah di bumi.

Upacara Tedak Siten menggambarkan kesiapan seorang anak dalam menghadapi kehidupan di masa mendatang. Tradisi ini dilaksanakan saat seorang anak, entah itu perempuan atau laki-laki menginjak umur 7 lapan.

RECOMMEND :  √5 Resep Masakan Kreatif dengan Potensi Bisnis Modal Kecil

Alasan dipilihnya umur tersebut ialah sebab anak telah memasuki tahap berdiri. Jadi, telah mampu melakukan prosesi menginjak tanah. Lantas pelaksanaannya nanti ialah pada waktu pagi hari di halaman depan rumah.

Upacara Tedak Siten juga memakai sesajen atau persembahan yang melambangkan permintaan dan doa kepada Tuhan. Untuk memperoleh berkah dan perlindungan. Kemudian juga mengharapkan berkah dari leluhur.

Prosesi Tradisi Tedak Siten bagi Anak Tujuh Bulan

Tradisi Tedak Siten terdiri atas beberapa langkah. Setiap langkah memerlukan peralatan yang menggambarkan beragam harapan dan doa. Berikut ini langkah dalam melaksakan adat Tedak Siten.

  1. Melangkah di Atas Tujuh Warna

Langkah awal dalam Upacara Tedak Siten ialah membimbing anak untuk berjalan di atas jadah dengan tujuh warna. Kalau misalnya Anda belum tahu, jadah ialah makanan khas Jawa.

Makanan ini memang sering dipakai dalam ritual Jawa sebab melambangkan makna khusus. Nah, ketika dipakai dalam Tedak Siten, jenang ini diberi berbagai warna untuk melambangkan tahap kehidupan.

Jadah diolah dalam tujuh warna berbeda. Ada warna jingga, kuning, biru, merah, putih, dan ungu. Anak yang dibimbing untuk berjalan melewati semua warna menggambarkan bahwa ia wajib mampu mengatasi hambatan dalam setiap fase kehidupan.

  1. Menaiki Tangga dari Tebu

Langkah selanjutnya dalam Upacara Tedak Siten ialah anak dibimbing untuk menaiki tangga yang terbuat dari tebu jenis Arjuna. Tebu Arjuna ini melambangkan jenjang kehidupan dan harapan supaya sang buah hati akan menyerupai Arjuna.

Tebu sendiri merupakan bentuk pendek dari antebing kalbu. Maksudnya ialah keteguhan hati. Jadi nantinya anak akan mempunyai keteguhan hati dalam menjalani setiap jenjang kehidupan.

Keteguhan dan keberanian tersebut mirip dengan sikap Arjuna yang merupakan seorang pejuang sejati. Arjuna merupakan sosok yang heroik, punya tekad kuat dan percaya diri dalam menghadapi tantangan hidup.

  1. Ceker-Ceker Pasir

Prosesi selanjutnya dalam adat ini ialah anak diletakkan di sekitar tumpukan pasir. lantas, membiarkan ia melakukan ceker-ceker atau cakar-cakar. Yakni bermain pasir memakai kedua kakinya.

RECOMMEND :  Cara Membuat Mainan dengan Bahan Alami: Inspirasi Berkelanjutan

Makna dari aktivitas ceker-ceker ini ialah supaya buah hati nantinya mau dan mampu bekerja. Sehingga dapat memenuhi segala keperluan hidup dan meraih kesuksesan secara mandiri.

Prosesi Buah Hati dalam Kurungan Ayam

Ada salah satu prosesi Upacara Tedak Siten yang sangat menarik. Yakni memasukkan anak ke kurungan ayam. Kalau belum pernah lihat, pasti Anda merasa aneh bukan? Bahkan mungkin sedikit tertawa geli.

Kalau memang belum pernah melihat prosesi ini memang wajar merasa aneh. Sebab biasanya adalah hewan yang dimasukkan dalam kurungan. Sebenarnya bukan ayam saja, bisa pula jenis unggas lainnya.

Lantas mengapa anak harus dimasukkan kurungan ayam? Jadi, tujuan dari prosesi ini bukan untuk mengurung loh. Akan tetapi, membiarkannya menentukan pilihan selama berada di dalam kurungan ayam.

Dalam Upacara Tedak Siten ini, perlu disiapkan beragam benda misalnya saja uang, mainan, alat musik, buku atau makanan. Benda yang akan diambil oleh sang anak akan menunjukkan potensinya.

Pada usia tujuh bulan, anak dianggap mempunyai naluri kuat. Sehingga keputusannya pada saat dalam kurungan mampu menjadi prediksi untuk masa depannya nanti. Namun bukan berarti ini menjadi takdir yang pasti ya.

Meskipun di umur tujuh bulan anak mengambil benda tertentu di dalam kurungan ayam, masa depan tetap ditentukan oleh Tuhan. Jadi bukan semata-mata ditentukan oleh tradisi ini.

O iya, misalnya saja anak mengambil buku tulis, maka ada kemungkinan ia menjadi pekerja di kantor. Nah kalau mengambil perhiasan, bisa saja menjadi sosok yang kaya raya. Jadi, benda di dalam kurungan ayam menjadi simbol profesi di kehidupannya nanti.

Sementara makna kurungan ayam dalam Upacara Tedak Siten ini ialah bahwa anak wajib dijaga oleh hal baik. Biasanya, dalam prosesi ini kurungan ayam akan dihias dengan warna cantik, bunga dan dekorasi lainnya.

RECOMMEND :  √ 19+ Jenis Bahan Mukena Beserta Sifat dan Keunggulannya

Prosesi Akhir di Rangkaian Adat Tedak Siten

Sekarang mari membahas tiga langkah terakhir dalam prosesi adat tedak siten. Dimulai dari menyebarkan udik-udik, dimandikan memakai bungan sritaman dan terakhir ialah dipakaikan baju baru.

  1. Menyebarkan Udik-Udik

Pada tahap ini, ayah dan kakek anak akan menyebarkan udik-udik. Udik-udik merupakan koin, beras kuning dan bunga. Tujuannya supaya anak nantinya mampu mendapatkan jalan yang mudah dalam mencari rizki.

Selain itu, diharapkan pula tumbuh sikap dermawan di dalam hati sang anak. Jadi nantinya akan bermurah hati dan tidak lupa berbagi dengan orang lain. Juga membantu orang lain yang berada dalam kesulitan.

  1. Dimandikan Memakai Bunga Sritaman

Langkah dalam Upacara Tedak Siten selanjutnya ialah anak dimandikan memakai bunga sritaman. Jadi air yang dipakai untuk memandikan terdiri atas bunga mawar, melati, magnolia dan kenanga.

Ritual ini menjadi lambang harapan orang tua supaya buah hati membawa rasa hormat, kehormatan dan juga ketenaran bagi keluarga. Tentu tidak ada orang tua yang mau buah hatinya menyebabkan keburukan bagi keluarga.

  1. Dipakaikan Baju Baru

Langkah terakhir dalam adat ini ialah anak dipakaikan baju baru yang rapi dan indah. Prosesi ini menggambarkan harapan akan kehidupan yang baik bagi anaknya. Yakni kehidupan yang makmur dan bahagia.

Ada begitu banyak tradisi dalam masyarakat Jawa. Salah satunya berkaitan dengan tumbuh kembang anak. Jadi supaya mampu menjalani setiap fase kehidupan dengan baik, dilaksanakan Upacara Tedak Siten.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *