√15 Apakah Penggunaan Mobil Listrik Menjadi Solusi Polusi Udara

Apakah Penggunaan Mobil Listrik Menjadi Solusi Polusi Udara

Apakah Penggunaan Mobil Listrik Menjadi Solusi Polusi Udara
Apakah Penggunaan Mobil Listrik Menjadi Solusi Polusi Udara

Sekarang penggunaan mobil listrik memang digadang menjadi salah satu solusi masalah lingkungan terbesar yaitu polusi udara. Namun apakah benar hal tersebut bisa dilakukan secara efektif.

Bagi para penggemar teknologi tentu keberadaan kendaraan bertenaga listrik tentu menjadi salah satu primadona. Apalagi jika kendaraan pribadi dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Kampanye seperti ini memang sekarang sedang getol disebarkan pada generasi muda. Siapa lagi jika bukan Elon Musk salah satu orang kaya eksentrik dengan perusahaan kendaraan bertenaga listriknya Tesla.

Kita akan bedah bersama mulai dari cost efektif, sampai shady campaign yang dilakukan untuk menutup realita. Karena pada dasarnya menggunakan mobil listrik saja tidak cukup untuk menanggulangi polusi udara.

Perlu sebuah tindakan masif lebih penggunaan mobil listrik dari itu apabila kita ingin memperoleh hasil dan cost efektif. Jadi orang awam juga bisa mengetahui bagaimana konsep sebenarnya dari menjaga lingkungan.

Ini adalah materi yang jarang dicari oleh orang awam karena memang dianggap sebelah mata. Mereka melihat bahwa terobosan kendaraan bertenaga elektrik sudah fix mengatasi masalah polusi.

Padahal solusi tersebut ternyata mendatangkan satu problematika baru yang jarang disadari. Kita akan bahas bersama sehingga Anda bisa mengetahui berbagai sisi baik buruknya menggunakan teknologi baru.

Kampanye Penggunaan Mobil Listrik Era Modern

Kampanye penggunaan kendaraan berbasis listrik sebenarnya sudah beberapa tahun lalu dilakukan. Selalu saja gimmick yang mereka berikan pada para calon konsumen adalah bebas dari polusi.

Memang benar itu adalah fakta karena teknologi tersebut tidak menghasilkan polusi seperti kendaraan konvensional. Namun dibalik penggunaan mobil listrik semua itu terdapat sebuah hal yang tidak banyak diketahui orang.

Bagaimana dengan stasiun pengisian bahan bakar listrik dari mobil bertenaga elektrik tersebut. Ternyata sampai sekarang basis pengoperasian station masih menggunakan tenaga konvensional seperti batubara.

Bahkan jika kita bandingkan dengan penggunaan SPBU konvensional justru menghasilkan lebih banyak polutan. Kemudian fungsionalitas dan jumlah pengguna pada layanan tersebut juga sangat terbatas.

RECOMMEND :  √15 Cara Menimimalisir Kerusakan Alam yang Menyebabkan Banjir

Sehingga dampak masif yang selama ini dikampanyekan memang jauh dari ekspektasi para pecinta go green. Kendaraan pribadi bertenaga listrik faktanya bukan menjadi solusi terhadap masalah polusi udara.

Itu semua hanya sebagai gimmick yang dijual perusahaan besar sehingga mereka dapat meraup keuntungan besar. Lalu bagaimana sebaiknya solusi terhadap masalah pencemaran udara dari transportasi tersebut.

Tentu kami tidak hanya memberikan gagasan saja namun memiliki beberapa trik agar masalah ini dapat dikurangi. Menghilangkan penggunaan mobil listrik pencemaran udara secara total adalah hal mustahil dilakukan.

Hal tersebut karena manusia dengan pengetahuan era modern seperti sekarang mustahil tidak menghasilkan polutan. Sehingga ketika kita memang tidak melihat adanya pencemaran udara maka pasti ada di sektor lainnya.

Jika bukan udara yang dicemari maka kemungkinan bisa laut, tanah, atau bahkan air. Ini adalah konsep dasar yang perlu dipegang bahwa manusia merupakan makhluk dengan potensi polutan tinggi.

Realitas Dalam Penggunaan Mobil dan Kendaraan Listrik

Banyak para calon pembeli dari kendaraan bertenaga elektrik tidak melihat bagaimana realita ketika menggunakannya. Memang banyak kampanye menyatakan go green dan hemat bahan bakar.

Namun apakah efektivitas dan fungsionalitasnya tetap akan mampu memberikan solusi pada pengguna. Ternyata belum sepenuhnya penggunaan mobil listrik karena teknologi seperti ini masih memiliki banyak flaw ketika digunakan.

  1. Pengisian tenaga sangat lama

Ketika kita menggunakan kendaraan pribadi bertenaga listrik pengisian bahan bakar membutuhkan waktu cukup lama. Bisa berjam-jam dan sangat kontraproduktif ketika digunakan.

Jika kita bandingkan dengan mobil konvensional bertenaga minyak misalnya tentu jauh. Kita hanya butuh waktu beberapa menit saja untuk mengisi bahan bakar sudah termasuk antri.

Apabila melihat hal tersebut tentu kendaraan konvensional masih jauh lebih fungsional dipakai. Kemudian SPBE juga masih belum umum di negara berkembang seperti Indonesia.

  1. Sumber tenaga dari SPBE

Ternyata setelah dibedah sumber tenaga dari stasiun pengisian bahan bakar elektrik itu tidak ramah lingkungan. Sumber penggunaan mobil listrik tenaga yang digunakan masih menggunakan batu bara.

RECOMMEND :  √15 Potensi Terumbu Karang Indonesia dan Larangan Mengambilnya

Tentu ini kontradiktif terhadap tujuannya untuk meminimalkan polusi udara pada lingkungan. Ini seperti sebuah ilusi yang diberikan korporasi terkait agar mampu memberikan layanan tepat.

Ternyata fakta tersebut masih jauh dari pengetahuan para pengguna terutama kaum muda. Mengendarai Tesla hanya menjadi sebuah status sosial belaka dan jauh dari kehidupan ramah lingkungan.

Akibat adanya kampanye dan prestise yang dibentuk oleh korporasi banyak pelanggan berhasil terhasut. Ini bukan menjadi salah satu solusi namun justru memunculkan banyak permasalahan lainnya.

Cost Efektif dari Penggunaan Transportasi Listrik

Dari segi cost effective bahan bakar memang tenaga listrik jauh lebih efisien ketika digunakan skala personal. Ini adalah salah satu keunggulan faktual dari penggunaan sarana transportasi pribadi bertenaga listrik.

Namun apakah ketika semua orang menggunakan kendaraan pribadi bertenaga listrik menjadi solusi bagi polusi udara. Tentu saja tidak, selain penggunaan mobil listrik kendaraan pribadi saja sudah membuat masalah semakin kompleks.

Di dunia dengan populasi sepadat sekarang menggunakan kendaraan pribadi saja sudah menjadi masalah. Solusi konkrit terhadap masalah pencemaran udara sebenarnya dapat diselesaikan menggunakan transportasi umum.

Dari segi cost efektif ini jauh lebih bagus karena pengguna tidak perlu membeli sendiri transportasi. Mereka hanya perlu berlangganan dengan biaya yang relatif jauh lebih rendah dibandingkan membeli Tesla.

Berapa ratus ribu dolar amerika yang perlu Anda anggarkan ketika hendak membeli satu buah tesla saja. Bahkan penggunaan mobil listrik dalam kondisi tangan kedua harganya masih puluhan ribu dolar untuk pengguna pribadi.

Dibandingkan kendaraan konvensional tentu harga tersebut jauh dari kata memasyarakat. Artinya ini hanya sebuah prestise yang dibentuk oleh korporasi sehingga para pemilik Tesla bisa merasa lebih benar di mata lingkungan.

Padahal orang yang perlu merasa lebih benar adalah mereka para pengguna transportasi umum. Dengan satu kendaraan masif jumlah polusi yang dihasilkan jauh lebih sedikit dibandingkan mobil pribadi.

RECOMMEND :  √13 Pentingnya Daur Ulang Kertas Bekas untuk Menjaga Lingkungan

Konsep seperti ini ternyata masih jauh dari pemikiran masyarakat awam terutama di dunia ketiga. Karena mayoritas orang di Indonesia menggunakan mobil sebagai parameter prestise dan bukan dari segi fungsionalitas.

Pemakaian Mobil Listrik untuk Kehidupan Sehari-hari

Kita akan mensimulasikan bahwa seluruh masyarakat di pulau jawa saja menggunakan Tesla sebagai kendaraan pribadi. Ada beberapa masalah yang akan muncul akibat banyaknya jumlah penduduk di pulau ini.

1. Antrian SPBE

Masalah pertama penggunaan mobil listrik yang jelas akan muncul adalah panjangnya antrian pada SPBE setiap hari. Melihat berapa lama waktu diperlukan satu mobil saja untuk mengisi penuh tenaganya.

Tentu masalah ini menjadi sebuah hal paling mudah diprediksi bagi para calon pemilik. Lalu bagaimana jika pengisian dapat dilakukan di rumah sendiri menggunakan konsumsi listrik pribadi.

2. Meningkatnya konsumsi listrik rumahan

Ini adalah masalah yang akan terjadi apabila kita penggunaan mobil listrik rumahan untuk mengisi daya. Tentu saja akan cukup banyak tagihan listrik perlu dibayarkan setiap bulan.

3. Kemacetan

Ini adalah masalah umum yang akan terjadi apabila tempat dengan populasi tinggi menggunakan kendaraan pribadi. Tidak hanya bertenaga listrik saja semua kendaraan pribadi memicu masalah ini.

Solusi yang bisa dilakukan dengan budget jauh lebih murah dan mampu memitigasi masalah adalah kendaraan umum. Jika Indonesia misalnya kita ambil contoh pulau jawa saja mampu meningkatkan penggunaan transportasi umum.

Tentu problematika seperti kemacetan dan pencemaran udara dapat dikurangi jauh lebih signifikan. Jika kita menghitung investasi awal yang diperlukan untuk membangun sarana pendukung sebenarnya hampir sama dengan elektrifikasi.

Berapa banyak investasi dibutuhkan untuk membangun SPBE ternyata tidak jauh berbeda dengan optimalisasi transportasi umum. Dana investasi SPBE dapat dialokasikan untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan transportasi umum.

Masalah seperti ini ternyata jauh lebih kompleks dari pemikiran kita masyarakat awam. Jadi penggunaan mobil listrik bukan menjadi solusi cerdas jika tujuannya untuk mengurangi pencemaran udara.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *