√49+ Tradisi Kelahiran Bayi Sunda yang Masih Dijaga Hingga Sekarang

Tradisi Kelahiran Bayi Sunda yang Masih Dijaga Hingga Sekarang

"<yoastmark

Sebagaimana suku atau wilayah lain yang ada di negeri ini, ada juga tradisi kelahiran bayi Sunda yang konsisten dilakukan oleh masyarakat Jawa Barat hingga saat ini. Sudah tentu tradisi tersebut sangat sarat akan makna dan bertujuan sangat positif.

Khususnya untuk bayi yang baru lahir itu sendiri. Tidak ada satupun tradisi atau upacara yang dilakukan kecuali bertujuan untuk memberikan doa dan harapan terbaik terhadap bayi dan orang-orang yang ada di sekitarnya.

7 Tradisi Kelahiran Bayi Sunda yang Masih Sering Dilakukan

Setelah kami rangkum dari berbagai sumber ternyata ada 7 tradisi kelahiran untuk bayi Sunda yang masih dijaga hingga saat ini. Tradisi tersebut tentunya memiliki makna yang sangat mendalam dan terus dipertahankan hingga saat ini.

Tidak hanya itu saja keberadaan tradisi tersebut juga menjadi sarana untuk mendekatkan diri dengan Tuhan Yang Maha Esa dan doa bagi si bayi dan keluarganya. Lantas apa saja deretan budaya sunda ketika bayi lahir tersebut? Simak ulasannya di bawah ini.

  1. Tembuni

Tradisi kelahiran bayi Sunda yang pertama adalah upacara tembuni. Ritual satu ini persis dilakukan setelah ibu dan bayi selesai melakukan proses persalinan. Tujuan dari merawat tembuni ini adalah memberikan doa keselamatan dan kebahagiaan terhadap ibu dan bayinya.

Dalam bahasa Sunda, tembuni ini sendiri berarti plasenta. Masyarakat Sunda meyakini kalau plasenta bayi atau ari-ari ini sama sekali tidak boleh dibuang sembarangan. Biasanya mereka akan mengubur atau menghanyutkan plasenta bayi ini.

  1. Nenjrag Bumi

Jenis Tradisi kelahiran bayi Sunda lainnya adalah nenjrag bumi. Upacara adat satu ini tidak kalah unik. DI dalamnya Anda akan melihat sebuah alu atau tongkat tebal dipukulkan ka tanah (bumi). Sama seperti ritual sebelumnya, nenjrag bumi dilakukan persis setelah bayi lahir.

RECOMMEND :  √49+ Sejarah Tarian Jaipong Sebagai Kesenian Tradisional Jawa Barat

Tujuan dari upacara satu ini adalah memberikan keberanian pada bayi untuk menghadapi kehidupan kedepannya. Tenjrag bumi sendiri biasanya dilakukan sebanyak tujuh kali pukulan ke arah bumi. Bayinya sendiri dibaringkan di sebuah pelupuh atau bambu yang sudah dibelah dengan rapi.

  1. Puput Puseur

Tradisi kelahiran bayi Sunda selanjutnya adalah puput puseur. Ini merupakan salah satu tradisi kelahiran bayi paling populer di wilayah Jawa Barat. Puput puseur sendiri merupakan momen dimana tali pusar bayi copot setelah beberapa hari dilahirkan.

Pada momentum tersebut, sebuah koin logam akan dibungkus dengan kain kasa dan ditekankan ke pusar bayi. Tujuannya agar pusar bayi tidak menonjol. Tradisi satu ini biasanya dibarengi dengan pemberian nama, pembacaan doa dan pembagian bubur merah bubur putih.

  1. Ekahan

Tradisi kelahiran bayi Sunda lainnya ekahan atau akikah. Tentunya upacara ini bertujuan untuk memperlihatkan rasa syukur atas kelahiran bayi dan menghilangkan sifat-sifat hewani yang ada pada manusia (bayi) itu sendiri. Jadi selalu ada makna di balik tindakan yang dilakukan oleh orang terdahulu.

Akikahan ini sendiri merupakan hasil asimilasi dari syarat Islam yang menjadi mayoritas keyakinan masyarakat Sunda di Jawa Barat. Untuk bayi laki-laki, maka orang tua akan menyembelih dua ekor domba. Sedangkan untuk perempuan adalah satu ekor domba.

  1. Nurunkeun

Nurunkeun adalah Tradisi kelahiran bayi Sunda selanjutnya. Pada tradisi satu ini, orang tua akan mengenalkan bayi pada lingkungan di sekitarnya. Umumnya tradisi satu ini dibimbing oleh seorang paraji. Dia akan membawa bayi untuk berkeliling rumah dan memberi tahu tetangga akan kelahiran bayi tersebut.

Biasanya acara ini dilakukan setelah bayi puput puseur. Umumnya masyarakat Sunda melaksanakan upacara nurunkeun 7 hari setelah hari kelahiran bayi. Pada momentum satu ini orang tua akan menyediakan banyak makanan untuk para tamu yang datang berkunjung dan untuk dibagikan ke masyarakat sekitar.

  1. Cukuran

budaya sunda ketika bayi lahir selanjutnya adalah cukuran. Biasanya acara satu ini dilakukan setelah 40 hari bayi lahir. Tujuan dari acara cukuran ini adalah untuk membersihkan semua kotoran yang ada pada bayi. Di sisi lain, acara cukuran juga bertujuan untuk mensucikan bayi dari najis yang menempel di rambutnya.

RECOMMEND :  √10+ Cara Tepat Meningkatkan Produktifitas

Yang mencukur bayi sendiri adalah tamu yang sengaja diundang oleh orang tua si bayi ke tempat tinggal mereka. Bobot rambut yang dicukur nantinya akan ditimbang dan ditukarkan dengan perhiasan emas atau logam mulia lainnya. Kemudian disedekahkan baik dalam bentuk emas ataupun bentuk uang.

  1. Turun Taneuh

Jenis budaya sunda ketika bayi lahir lainnya adalah turun taneuh. Ini merupakan momen dimana bayi pertama kali diturunkan ke permukaan tanah setelah mereka mulai bisa merangkak atau melangkah. Tujuannya agar bayi bisa berkenalan dengan dunia yang akan mereka tempati nantinya.

Tentu saja ada beberapa keunikan yang akan Anda temukan pada momentum satu ini. Ketika melaksanakan upacara nurunkeun, orang tua harus mempersiapkan berbagai jenis ornamen dari mulai padi, perhiasan, uang dan lain sebagainya.

Tujuan Pelaksanaan Tradisi Kelahiran Bayi Sunda

Setiap pelaksanaan ritual kelahiran bayi ini pasti memiliki maknanya tersendiri. Tentu saja Anda harus memahami makna-makna tersebut agar tidak salah dalam mengartikan tradisi yang sangat positif ini. Bagi masyarakat sunda sendiri, tujuan dari pelaksanaan ritual ini adalah untuk memberikan doa terbaik bagi si bayi.

Di sisi lain mereka juga mengharapkan kebaikan bagi si bayi baik untuk saat itu maupun untuk masa depannya. Masyarakat Sunda meyakini kalau bayi adalah sosok yang suci dan belum berdosa. Peranan orang tua dinilai sangat penting untuk menjaga bayi dari dosa. Karena itulah Tradisi kelahiran bayi Sunda ini dilaksanakan.

Pelaksanaan Tradisi Kelahiran Bayi Sunda

Umumnya pelaksanaan tradisi kelahiran ini dilakukan sesuai dengan kebiasaan masyarakat turun temurun. Dalam kebudayaan masyarakat Sunda sendiri, ritual kelahiran bayi dilakukan pada saat bayi menginjak usia 7 hari, 40 hari, 4 bulan, 7 bulan, hingga mereka dewasa.

RECOMMEND :  √49+ Jenis Budaya dari Jawa Tengah yang Masih Dikenal Saat Ini

Jadi dalam jangka waktu satu tahun kelahiran, akan ada beberapa tradisi kelahiran  yang akan dilakukan oleh para pemangku adat. Namun hal ini juga tidak bersifat wajib. Jika Anda tidak melakukannya, tidak akan ada norma atau denda apapun yang akan dibebankan oleh masyarakat.

Wilayah yang Melaksanakan Tradisi Kelahiran Bayi Sunda

Sejauh yang kami tahu, tradisi kelahiran ini dilakukan di hampir seluruh wilayah Jawa Barat. Namun umumnya mereka yang melangsungkan tradisi satu ini adalah benar-benar orang Sunda asli. Seperti kita ketahui, saat ini ada banyak sekali pernikahan antar suku yang terjadi.

Kondisi ini tentu menyebabkan terjadinya percampuran berbagai jenis kebudayaan di dalam negeri. Bagi Anda yang tertarik untuk melihat tradisi satu ini, Anda bisa datang ke daerah Sunda pedesaan. Mereka masih sangat umum melakukannya.

Terlebih lagi untuk mereka yang tinggal di daerah Jawa Barat pesisir selatan seperti daerah Ciamis, Tasikmalaya, Banjar, Garut dan lain sebagainya. budaya sunda ketika bayi lahir masih sangat sangat lumrah untuk dilakukan dan bisa Anda temukan setiap harinya.

Peninggalan leluhur ini tentu harus kita jaga dengan baik. Mereka pasti memiliki tujuan tersendiri ketika acara satu ini dilangsungkan. Karenanya kita harus melestarikan kebudayaan tersebut dengan baik. Namun sebelumnya pastikan Anda memahami makna dibalik Tradisi kelahiran bayi Sunda tersebut.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *