Tembung Kawi dan Artinya memang jarang sekali digunakan dalam keseharian masyarakat Jawa. Maka dari itu tak heran jika banyak yang tidak mengetahui artinya. Namun, hal ini bukanlah alasan untuk tidak mempelajari tembung Kawi. Sebaliknya kita harus melestarikan kembali bahasa nenek moyang ini.
Hal ini karena tembung kawi adalah jenis tembung yang keren. Tembung ini memiliki jajaran kata kata yang indah sehingga sering dijadikan pilihan untuk nama bayi. Tembung Kawi dan Artinya
Selain nama bayi atau orang, pilihan kombinasi kata kata indah dalam tembung kawi dapat pula digunakan untuk nama jalan, merk, website, organisasi dll. Tembung Kawi dan Artinya
Nah, jika kamu kebetulan sedang mencari nama dalam tembung kawi, atau sebaliknya, mencari arti dari tembung kawi untuk berbagai keperluan tentunya. Maka artikel inilah yang kamu cari. Tembung Kawi dan Artinya
Apa Itu Tembung Kawi?
Tembung Kawi dan Artinya, Pertama mari kita kenalan dulu dengan tembung kawi, apa itu tembung Kawi?
Tembung kawi atau bahasa Kawi adalah suatu jenis bahasa yang pernah berkembang di Pulau Jawa yaitu pada zaman kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha Nusantara dan dipakai dalam penulisan karya-karya sastra. (Wikipedia)
Tembung Kawi yaiku tetembungan kang cak-cakane winates ana ing basa endah,umpamane kanggo ing kesenian wayang, kethoprak, lan acara liyane kang gegayutan Karo adat kejawen.
Istilah kawi sendiri artinya “penyair”. Sedangkan karya sastra yang dihasilkan oleh Sang Kawi atau penyair disebut dengan nama kakawin.
Pada umumnya kakawin berupa rangkaian puisi yang mengikuti pola-pola tertentu.
Bahasa Kawi merupakan Kunci untuk mengungkapkan perikehidupan kebudayaan bangsa indonesia. Bahasa dan sastra Kawi menjadi sumber pengetahuan dan kekayaan bagi masa depan perkembangan kebudayaan bangsa. Bahasa dan sastra kawi merupakan bahan studi bagi ilmu-linguistik, filologi dan kesusastraan.
http://agungistri.blogspot.com/
Nah, dalam tradisi di Jawa, bahasa Kawi ini juga disebut dengan istilah bahasa Jawa Kuno. Meskipun demikian, faktanya bahasa Kawi bukanlah bahasa Jawa Kuno murni, karena telah mendapat pengaruh bahasa Sanskerta.
Lebih lanjut tembung kawi merupakan bahasa yang digunakan dalam dunia sastra, sedangkan bahasa Jawa kuno adalah basa sehari-hari masyarakat.
Kegunaan dan Fungsi Tembung Kawi
Seperti dijelaskan, tembung Kawi digunakan dalam dunia sastra orang jaman dulu, seperti dalam kakawin dan prasasti.
Meskipun tembung Kawi tergolong bahasa mati, namun sebenarnya bahasa kawi belumlah sirna karena masih digunakan dalam pagelaran kethoprak, wayang golèk, wayang orang dan wayang kulit.
Selain itu, dalam adat Jawa, tembung Kawi juga masih digunakan dalam acara pernikahan.
Untuk masyarakat modern, tembung kawi yang indah digunakan untuk nama.
Pun dalam pendidikan, Bahasa dan sastra kawi merupakan bahan studi bagi ilmu-linguistik, filologi dan kesusastraan.
Sejarah Singkat Tembung Kawi
Prasasti Sukabumi yang bertanggal 25 Maret 804 merupakan tonggak penggunaan Bahasa Kawi. Bukti tertulis lainnya adalah naskah Candakarana yang berisi cara membuat Kakawin dan daftar kata-kata Kawi (Kamus tembung Kawi).
Secara singkat, sejarah penggunaan tembung kawi dapat dituliskan dam poin-poin berikut ini.
(1)Zaman sebelum abad ke-9 (Zaman prasejarah sastra Tembung Kawi) Pada zaman ini karya sastra Cerita-cerita berbahasa Kawi diwariskan secara lisan. (2) Zaman Mataram Zaman ini dimulai pada abad ke 9 -10, yaitu di zaman pemerintahan Mpu Sindok (tahun 925-962 Masehi) sampai zaman Raja Dharwangsa Teguh (tahun 991-1007 Masehi), di Mataram. Pada tersebut lahir karya sastra prosa dan Kakawin Rãmãyana. (3) Zaman Kediri Zaman ini dimulai dari bertahtanya raja Kediri Prabu Airlangga (1019-1049 Masehi) sampai raja Kertanegara (1268-1292 Masehi) di Singasari. Karya sastra Kawi yang lahir pada masa ini adalah karya sastra yang tergolong tembang. (4) Zaman Majapahit I Periode ini diawali sejak lahirnya kerajaan Majapahit (1239 M) sampai kerajaan mencapai puncak keemasan pada masa bertahtanya Hayam Wuruk (1350-1389 Masehi). Karya sastra Kawi yang lahir pada masa ini adalah Brahmãódapurãóa, Sutasoma, dan Pãrthayajna. (5) Zaman Majapahit II Zaman majapahit dua dimulai dari bertahtanya Wikrama Wardana (1389-1482 Masehi) sampai runtuhnya kerajaan Majapahit (1518 Masehi). Karya-karya yang lahir pada periode ini antara lain: Kakawin Nitiúãstra, Nirartha Prakerta, Dharmaúunya, Hariúraya.
Itulah sejarah penggunaan tembung atau bahasa Kawi di masa lalu.
Peninggalan Berbahasa Kawi
Berkaitan dengan peninggalan yang berbahasa Kawi, Prof. Dr. RMG. Poerbatjaraka telah mengelompokkan sastra yang menggunakan tembung Kawi berdasarkan gaya bahasa, tahun penulisan dan nama raja.
Pengelompokan ini telah melahirkan 3 kategori yaitu:
(1) Naskah Jawa Kuna yang tergolong tua (abad 9-11). Naskah ini terdiri dari prosa dan puisi. a. prosa: • Candakaraóa • Sang Hyang Kamahayanikan • Brahmãódapurãóa • Agastya Parwa • Uttarakãóða • Ãdiparwa • Kunjarakaróa dll. b. Puisi: • Kakawin Rãmãyaóa
Sakwuse reboisasi, desa menika katon wilis tenan. (wilis artinya hijau)
Tembung Kawi dan Artinya, Demikian artikel tentang tembung Kawi, baca juga artikel lain seperti tembung camboran, tembung graba, tembung entar dst. Tembung Kawi dan Artinya