Sanepan Jawa – Bahasa Jawa merupakan bahasa yang sangat komplit karena terdiri atas banyak sekali bab.
Salah satu bab yang mungkin pernah kamu dengar adalah bab sanepan Jawa.
Sanepan jawa secara singkat dapat kita sebut sebagai kalimat kiasan. Sebagai kalimat kiasan tentu sanepan tidak mengandung arti sebenarnya.
Lalu mengapa harus ada sanepan? apa fungsi sanepan? untuk menjawabnya, simak penjelasan di bawah ini.
Sanepan adalah sebuah bentuk komunikasi masyarakat Jawa tradisional dengan cara memberikan tanda-tanda melalui bahasa kiasan (atribut atau hiasan arsitektur) dan lain sebagainya yang memiliki makna-makna tertentu.
Sanepan bisa sangat sederhana dan bisa juga sangat rumit. Tak sedikit sanepan juga mengandung lebih dari satu makna atau bersifat multitafsir.
Sanepan atau kiasan ternyata tidak hanya digunakan oleh manusia, bahkan Allah SWT dalam al Quran banyak yang mengandung sanepan atau kiasan ini.
Sanepan bersungsi untuk menyampaikan maksud dengan cara yang lebih halus agar dapat terhindar dari konfrontasi dan seakan kita memberikan waktu orang lain untuk memikirkan pesan yang kita berikan.
Sanepan juga membuat bahasa lebih kaya dan indah.
Sanepan dapat digunakan untuk penulisan sastra Jawa, untuk mempercantik dialog drama, wayang kulit atau wayang orang. Selain itu, sanepan juga dapat digunakan oleh masyarakat awam dalam percakapan sehari hari.
Membuat sebuah sanepan bisa dikatakan gampang gampang susah. Triknya, pertama kita harus menentukan sifat apa yang akan kita target, misalnya orang itu lapang dada sekali. Maka bisa dikatakan orang itu hatinya luas.
Selanjutnya kita cari obyek yang sangat luas, langit misal. Langit ini lalu disifati dengan lawan dari luas yaitu sempit, untuk menunjukkan seakan akan luas hati itu lebih luas dari langit.
Terakhir kan dihasilkan sanpean jawa berbunyi, atine ciut langit. Kurang lebih seperti itu cara membuat sanepan jawa.
Kuntul atau bangau jika terbang maka akan sulit untuk melihat tapak kakinya, bahkan mungkin tak bisa sama sekali. Sanepan ini berarti menyuruh orang untuk melakukan hal yang mustahil dilakukan.
Sejatinya, makna kata ‘Kayu’ berarti ‘karep’ atau keinginan. ‘Gung’ berarti besar. Sedangkan ‘Susuhing Angin’ adalah nafas manusia. Kalau sanepan itu dirangkum, maka memiliki arti yang bermakna: Keinginan yang kuat atau besar hanya bisa terkabul jika mampu menguasai nafas.
Sanepan ini berarti kita harus mencari apa inti atau tengah tengah (hati) dari tanaman kangkung. Padahal seperti yang kita tahu bahwa tanaman kangkung itu sendiri pada saat kita belah menjadi dua maka kita akan melihat bahwa sama sekali tiada tengahnya, yang ada adalah rongga kosong seperti bilah bambu yang kita pecah/belah menjadi dua.
Trus apa makna kata kata diatas? Karena kita tau tidak ada isi ditengah-tengah batang tanaman kangkung itu sendiri.
Baca Juga: Arane Pentil, Isi lan Woh Wohan Tetuwuhan Paling Lengkap!
Nah dalam filosofi Jawa GOLEKONO GALIHING KANGKUNG memuat makna bahwa semua itu berawal dari kosong dan akan menjadi kosong pula. Begitu juga manusia, dulu kita tidak pernah ada karena kita masih di alam SUWUNG kemudian kita dilahirkan besar dewasa dan mati kita akan kembali ke alam SUWUNG itu sendiri.
Itulah dia, penjelasan tentang sanepan jawa, mulai sekarang mari kita biasakan menggunakan sanepan jawa agar kelak tidak diklaim negara lain seperti budaya kita yang sudah sudah.
Akhirnya terimakasih sudah mampir. 🙂
Saat ini, mainan edukatif telah menjadi pilihan yang populer bagi para orang tua yang ingin…
Puisi Bahasa Jawa - Puisi tidak hanya terdapat dalam bahasa Indonesia, dalam bahasa daerah seperti…
Tembang Megatruh - Setelah membahas tembang macapat Pangkur pada artikel sebelumnya, kali ini kita akan…
Kumpulan contoh tembang Pangkur - Salah satu tembang macapat yang hendak saya bahas pada postingan…
Contoh tembang Durma - Setelah membahas tembang Dhandanggula tempo lalu, sekarang mari kita kupas salah…
Saat ini, kepedulian terhadap lingkungan semakin meningkat. Banyak orang yang mencari cara untuk hidup lebih…
This website uses cookies.