Unsur-Unsur Drama Beserta Penjabarannya Lengkap
Unsur-unsur drama– Dalam kehidupan sehari-hari kita sudah sangat akrab dengan yang dinamakan drama. Bahkan setiap hari kita biasa menonton drama dalam layar kaca. Drama jenis seperti itu disebut drama televisi.
Kebanyakan orang tidak bosan dalam menonton drama karena drama memang tontonan yang membuat candu berkat ceritanya yang beragam.
Setiap drama mempunyai penggemar tersendiri sesuai genre-nya. Ada drama tentang percintaan yang menyasar kelas orang dewasa, ada juga drama anak-anak yang asyik dan tentunya sesuai dengan perkembangan otak anak.
Drama termasuk dalam hasil olah rasa seni manusia yang tinggi. Di dalamnya dipadukanlah semua cabang seni yang ada. Seperti seni suara, seni olah rasa, seni musik, seni busana dan seterusnya.
Sebagai masyarakat penikmat drama kita kadang harus bisa menilai karya seni drama.
Dalam penilaian, sudah sepatutnya kita memahami betul objek-objek penilaian dalam drama itu sendiri. Untuk itu kita haruslah memahami secara lengkap hal-perihal pementasan drama seperti ayang akan kita bahas berikut ini.
Pengertian Drama

Kata ‘drama’ berasal dari Bahasa Yunani Kuno ‘draomai’ yang berarti berbuat atau bertindak.
Secara garis besar, definisi drama dibedakan menjadi 2, yaitu drama dalam arti luas dan drama dalam arti sempit.
Dalam arti luas karya seni drama mengandung arti semua bentuk pertunjukkan yang mengandung cerita di depan khalayak/masyarakat umum.
Sedangkan pengertian drama dalam arti sempit berarti sebuah kisah hidup manusia yang diproyeksikan di atas panggung baik itu berupa kisah sedih maupun senang.
Dari tiga pengertian di atas dapat kita ambil kesimpulan. Bahwasanya pengertian drama adalah suatu karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dan berasal dari kisah hidup manusia asli maupun dikreasi yang dipertunjukkan oleh aktor kepada khalayak umum.
Sejarah Drama

Drama diketahui telah ada sejak zaman nenek moyang kita. Drama pada zaman dahulu menjadi satu dalam rangkaian ritual persembahan kepada dewa-dewa.
Catatan tertua tentang drama ditandainya dengan hidupnya seorang pembuat naskah drama terkenal yang hidup pada tahun 524-456 SM bernama Aeschylus.
Fungsi Drama

1. Sebagai Sarana Hiburan Rakyat
Dari zaman dulu sampai sekarang drama merupakan salah satu media hiburan bagi masyarakat. Drama di zaman sekarang tidak melulu harus ditonton dalam sebuah teater/opera. Hampir di semua televisi modern banyak bermunculan drama-drama berseri yang kita sebut sebagai sinetron.
2. Menambah Pengetahuan dan Wawasan
Selain menjadi media hiburan, drama yang baik pasti mengandung nilai-nilai moral dan pendidikan yang terkandung di dalamnya. Nilai ini bisa ditemukan secara tersirat maupun tersurat.
Setelah menonton drama, diharapkan pemirsa akan mendapat pelajaran yang berguna untuk kehidupannya.
3. Menyampaikan Nilai Estetika
Drama yang sukses secara logika pasti sukses juga dalam menyajikan nilai-nilai estetikanya. Nilai estetika ini meliputi pemilihan kostum, penataan latar, keindahan gaya dialog, make up dan lain-lain.
4. Mengajarkan Nilai Sosial
Dalam drama masyarakat maka akan kita temui bagaimana cara hidup bermasyarakat yang baik, cara menghormati orang lain, membangun hubungan yang baik di dalam masyarakat, dan yang lainnya.
Struktur Drama

Didalam drama terdapat 4 struktur/bagian yaitu:
1. Babak atau Episode
Babak atau episode merupakan bagian naskah drama yang berupa pembagian per-adegan dalam cerita drama yang panjang. Pembabakan ini penting agar cerita dalam drama lebih ringkas, terstruktur dan mudah diikuti.
2. Adegan
Adegan adalah bagian dari babak drama yang menunjukkan adanya perubahan peristiwa atau cerita dengan diperankan oleh tokoh. Satu adegan menunjukkan perubahan atau transisi di dalam satu babak yang ditandai dengan pergantian tokoh, tempat dan waktu di dalam sebuah babak.
3. Dialog
Dialog merupakan percakapan yang terdapat dalam sebuah drama. Dialog mengambil bagian terbesar dalam drama. Dialog jugalah yang membedakan seni drama dengan seni lainnya.
4. Prolog
Prolog adalah bagian pengantar dari sebuah drama untuk masuk kedalam cerita yang berisi keterangan dari penulis, pemain dan orang-orang yang terlibat di dalam pembuatan sebuah drama atau gambaran umum dari drama yang akan dipertunjukkan. Prolog disampaikan oleh seorang narator di atas panggung.
5. Epilog
Jika prolog adalah pembukanya maka epilog adalah bagian penutup dari sebuah pementasan drama yang berisi kesimpulan (makna dan pesan) dari drama yang dimainkan serta keterangan semua pemeran di dalam sebuah pembuatan sebuah drama.
Ciri-Ciri Sebuah Drama
Berikut ini ciri-ciri dari sebuah drama. Ciri inilah yang akan membedakan drama dengan seni lainnya.
1. Berbentuk Dialog
Setiap drama tentu memiliki dialog baik dialog antar tokoh ataupun monolog (dialog tokoh dengan dirinya sendiri).
Dialog drama tidak menggunakan tanda petik (” “) dikarenakan tidak menggunakan kalimat langsung. Penulisan pada naskahnya hanya perlu menggunakan tanda titik dua (:) diantara nama tokoh dan isi dialog.
2. Memiliki Tokoh / Pelaku
Drama diperankan oleh beberapa tokoh baik dilakukan manusia, boneka ataupun wayang. Tokoh inilah yang akan membawakan jalannya cerita drama di hadapan para penonton.
3. Dipertotonkan
Sebuah drama pasti dipertunjukkan di atas panggung dengan dilengkapi dengan atribut dan properti pendukung untuk menghidupkan suasana dan menarik minat penonton.
4. Kurang dari 3 Jam
Drama dapat berlangsung selama kurang dari 3 jam.
5. Terdapat Konflik
Konflik adalah bagian utama dari sebuah drama. Tanpa adanya konflik, drama tidak menjadi menarik. Konflik adalah ketegangan atau pertentangan di dalam sebuah drama. Jalannya drama adalah untuk menyeleseikan konflik yang ada.
6. Terdapat Penonton
Pertunjukkan diadakan untuk dihadirkan dihadapan penonton dengan tujuan-tujuan tertentu seperti hiburan. Penonton berfungsi sebagai penonton dan juga appresiator.
Jenis-jenis Drama

Jenis-Jenis Drama Berdasarkan Naskah
Berdasarkan naskahnya, drama dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Drama Tradisional
Drama jenis ini sangat mengandalkan kemampuan improvisasi pemainnya. Karena dalam drama tradisional pemain hanya akan diberi gambaran umum cerita yang nantinya akan dikembangkan sendiri di atas panggung.
2. Drama Modern
Pada drama modern, setiap pemain akan mendapatkan naskah sebelumnya yang kemudian akan dihafalkan dan dipelajari. Meskipun begitu, pada drama modern pemain tetap bisa melakukan improvisasi meskipun sangat sedikit.
Jenis-Jenis Drama Berdasarkan Media Penyampaiannya

Seiring dengan perkembangan zaman, media penyampaian drama juga ikut berkembang. Berbeda pada zaman dahulu dimana drama identik dengan penampilan panggung.
1. Drama Panggung
Sebagaimana namanya, drama panggung adalah drama yang dipertunjukkan oleh para pemain diatas panggung. jenis drama ini populer pada zaman dulu. Drama ini tidak ada pengulangan (live) karena dilakukan secara langsung di hadapan penonton. Itulah mengapa drama ini tergolong drama yang agak sulit. Para pemain dituntut harus mampu bermain dengan sempurna.
2. Drama Televisi
Drama televisi adalah drama yang ditampilkan di layar kaca (televisi). Drama jenis ini adalah yang paling digemari saat ini karena judulnya yang bervariasi. Drama ini memberikan kesempatan untuk para pemain mengulang adegannya untuk diambil akting yang terbaik.
3. Drama Radio
Drama radio adalah drama yang unik. Drama ini didengarkan melalui radio dan tanpa melihat adegan aslinya.
Pembawa drama radio dituntut sangat bagus dalam dialog, begitu juga efek suara harus benar-benar diperhatikan. Hal ini karena drama radio tidak bisa menampilkan adegan drama mereka. Mereka harus bisa memahamkan pendengar hanya dengan suara saja.
Sayangnya, saat ini drama radio mulai jarang ditemukan.
4. Drama Film
Drama film hampir sama dengan drama televisi. Perbedaan mendasar keduanya terletak pada proses pembuatannya.
Drama film dibuat dengan segala hal yang lebih spektakuler daripada drama televisi. Selain itu, drama film juga hanya mempunyai satu episode penuh saja. Kalaupun ada lanjutannya, maka itu adalah bagian yang terpisah dan biasanya rilis dalam jarak waktu yang lumayan lama.
5. Drama Wayang
Drama yang lakonnya dilakukan oleh wayang disebut juga drama wayang. Wayang disini yang dimaksud adalah wayang orang. Dalam drama wayang, otomatis cerita yang dilakukan tidak jauh-jauh dari cerita ramayana dan mahabarata.
6. Drama Boneka
Drama boneka adalah drama yang menggunakan boneka (termasuk dalam hal ini wayang kulit, wayang golek dan wayang lainnya) sebagai para pelakon dari setiap adegan.
Jenis-Jenis Drama Berdasarkan Lakonan

1. Tragedi
Drama ini menceritakan kesedihan dari tokoh protagonis di dalam drama. Tak jarang, drama diakhiri dengan kisah yang tragis.
2. Opera
Opera adalah drama yang dialognya berbentuk nyanyian yang diiringi musik sehingga lebih menarik dan hidup.
3. Komedi
Sebagai salah satu sarana hiburan rakyat, drama banyak yang memasukkan unsur komedi/lucu dalam adegan-adegannya. Drama inilah yang disebut drama komedi. Banyak artis di tanah air yang memulai karir dari menjadi pelakon drama komedi.
4. Tragekomedi
Drama ini menggabungkan drama tragedi dengan drama komedi. Terdapat kisah sedih dan juga lakonan lucu yang terdapat di dalam satu drama. Biasanya, lakonan lucu diperankan oleh peran pembantu di dalam drama sebagai selingan.
5. Tablo
Tablo adalah nama lain dari pantonim. Tablo adalah drama yang dimainkan beberapa orang dengan hanya mengandalkan kemampuan gerak-gerik tanpa suara (dialog) sehingga penonton harus benar-benar memperhatikan jalannya cerita.
6. Farce
Farce merupakan drama yang mempertunjukkan hal-hal lucu melalui tingkah para pelakon seperti dagelan tetapi tidak sepenuhnya seperti dagelan.
Kelucuan drama farce muncul dari tingkah laku para tokohnya dan juga penghinaan yang dialami para tokoh.
7. Melodrama
Hampir sama dengan drama opera, melodrama adalah drama yang dialog dan lakonnya diucapkan dengan iringan musik atau melodi.
8. Sendratari
Sendratari adalah versi drama yang unik dan tergolong sulit. Drama ini yang menyampaikan pesan-pesannya melalui tarian yang bermakna. Di dalamnya juga terdapat dialog dari para tokohnya, namun kekuatan pesan sangat terlihat melalui adegan tarian para tokohnya.
9. Kolosal
Kolosal adalah drama yang biasanya mengisahkan kisah-kisah zaman dahulu, seperti perang, atau kelahiran suatu zaman, Ciri drama kolosal adalah terdapatnya banyak tokoh yang melakoninya.
Unsur-Unsur Drama
Unsur drama berati hal-hal yang pasti ada dalam sebuah drama. Unsur ini dibagi menjadi 2:
Unsur-Unsur Intrinsik Drama

Tokoh
Tokoh adalah orang yang berperan dalam menjalankan alur cerita. Tokoh adalah bagian utama dari drama, meskipun itu adalah drama radio.
Jenis tokoh berdasarkan perwatakannya:
- Tokoh protagonis: Tokoh yang memerankan sifat baik dan menjadi fokus cerita.
- Tokoh antagonis: Tokoh yang memerankan sifat buruk dan menjadi penentang tokoh protagonis.
- Tokoh Protagonis: Tokoh ini berperan dalam membantu kedua tokoh diatas untuk menyeleseikan konflik
Tema
Tema merupakan ide pokok/utama dari sebuah cerita dalam drama. Drama mengambil salah satu segi kehidupan sehari-hari bisa berupa sosial, pendidikan ataupun politik.
Alur
Alur merupakan jalan cerita sebuah pertunjukan drama mulai dari babak awal hingga babak yang paling akhir.
Latar

Latar adalah keterangan terjadinya adegan drama. Keterangan ini bisa berupa waktu, tempat dan suasana. Latar berperan dalam menghidupkan cerita.
Penokohan
Penokohan adalah keterangan sifat/watak yang menjadi karakteristik tokoh.
Amanat
Salah satu fungsi drama adalah sebagai media penyampaian pesan. Dalam drama pesan ini disebut amanat. Amanat berupa nilai-nilai kehidupan yang dijunjung tinggi kebenarannya.
Konflik
Konflik merupakan sumber utama terjadinya cerita drama, konflik yang baik adalah konflik kompleks yang kelak endingnya susah ditebak penontonnya.
Bahasa
Bahasa berkaitan juga dengan gaya bahasa. Bahasa menunjukkan watak tokoh dan juga tempat peristiwa terjadi.
Dialog
Seperti diketahui sebelumnya, unsur dasar yang membedakan seni drama dan seni lainyya adalah terdapatnya dialog. Dialog merujuk pada percakapan setiap tokoh dalam menyikapi masalah.
Unsur-Unsur Ekstrinsik Drama
Selain unsur-unsur intrinsik yang sudah disebut di atas, drama juga mempunyai unsur-unsur ekstrinsik dimana ia berperan dalam mempengaruhi pembuatan naskah drama oleh penulis.
Unsur-unsur tersebut antara lain:
- Latar belakang pengarang
- Nilai agama dan kepercayaan
- Kondisi politik negara
- Psikologis pengarang
- Situasi sosial budaya
Hal-hal tersebut menjadi faktor luar yang mempengaruhi dibuatnya suatu naskah drama. Misalnya jika latar belakang pengarang berbeda, tentu akan menghasilkan karya drama yang berbeda-beda pula antar satu pengarang dengan pengarang lain.
Nilai-nilai lain seperti nilai agama, politik dan budaya juga turut mempengaruhi drama. Hal ini bisa melandasi jalan cerita hingga perwatakan yang dibuat oleh pengarang. Kondisi psikologis pengarang juga turut menjadi unsur ekstrinsik drama yang cukup penting, naskah yang dibuat saat keadaan sedih da senang juga kan berbeda.
Contoh-Contoh Naskah Drama Populer
- Drama Bunga Rumah Makan cek di link berikut
- Drama Malin Kundang cek di link berikut
- Drama Badai Sepanjang Malam cek di link berikut
- Drama Ayahku Pulang cek di link berikut
- Drama Sangkuriang cek di link berikut
Nah demikianlah pembahasan lengkap seputar unsur-unsur drama lengkap dengan pengertian, jenis, ciri dan contohnya. Drama merupakan khasanah budaya yang harus kita jaga kelestariannya. Dan sekarang kamu bisa mulai merancang drama pertamamu^^
Selamat pagi, salam budaya!