Sasmitane tembangmacapat – Untuk artikel kali ini langsung saja, kita akan membahas tentang sasmita pada tembang macapat. Biasanya materi dan soal tentang sasmita diajarkan di kelas tiga SMP semester ganjil. Nah, jika kamu sedang mendapat tugas tentang sasmita, jangan khawatir, berikut ini ulasannya.
Sasmita Yaiku
Pertama tentu, untuk memahami apa itu sasmita kita harus tahu terlebih dulu apa arti dari sasmita.
Sasmita dalam Bahasa Jawa berarti pratandha kang ana ing tembang. Pratandha artinya tanda atau isyarat. Jadi, sasmitane tembang adalah isyarat yang ada pada tembang.
Antara satu tembang dengan tembang lain mempunyai sasmita yang berbeda, sekaligus menjadi ciri-ciri tembang tersebut selain ciri-ciri dari paugeran tembang.
Sasmita berbentuk kata-kata. Jadi seperti misalnya, kata ‘permen’ dapat dicirikan dengan kata ‘manis, warna warni, lengket’. Jadi misal ada kata manis, pikiran kita akan tertuju pada permen.
Sedangkan dalam tembang misalnya tembang Dhandanggula memiliki sasmita ‘sarkara, manis, madu, hartati,dhandhang, gula drawa‘. Masih sama, ketika ada tembang yang mengandung kata tersebut, berarti tembang tersebut termasuk dalam tembang Dhandanggula.
Istilah sasmita muncul karena adanya beberapa tembang yang digubah dalam pembukaan sebuah kitab. Beberapa pengarang menggunakan kata yang samar dan tidak menyebut tembang tersebut masuk dalam jenis tembang apa. Itulah mengapa istilah sasmita muncul sebagai sebuah tanda.
Contoh tembang yang digubah dan mempunyai sasmita terdapat pada tembang Pangkur dari Serat Wedhatama karangan Mangkunegara IV.
Sasmita Tembang Macapat 11
Seperti telah dijelaskan diatas, setiap tembang macapat masing masing memiliki sasmita yang berbeda, berikut ini daftarnya:
Sarkara, hartati,,dhandhang, madu, manis, sari, bremana, guladrawa, gagak, kaga, tresna
Penempatan Sasmita Tembang
Seperti kita tahu, dalam tembang Macapat terdapat istilah pada dan pupuh.
Pada merupakan istilah lain dari bait, sedangkan pupuh berarti sekumpulan pada. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebuah pupuh terbentuk dari beberapa pada. Misalnya pada pupuh pucung, berarti terdiri dari sekelompok pada Pucung.
Bebasan Jawa Lengkap masih masuk dalam kategori paribahasa. Bebasan termasuk satu bahasan dengan sanepan, saloka dan peribasan.
Ada perbedaan dasar yang membedakan antara keempatnya. Begitu pula ada ciri-ciri khusus yang terdapat dalam tembung bebasan. Berikut ini ulasannya.
Pengertian Bebasan
Pengertian bebasan (ꦧꦼꦧꦱꦤ꧀) menurut Wikipedia yaitu suatu ungkapan dalam bahasa Jawa yang memiliki arti kiasan, bersifat tetap serta mengandung ungkapan pengandaian. Adapun yang diandaikan merupakan suatu keadaan atau sifat seseorang.
Tembung Bebasan, yaiku unen-unen kang ajeg panganggone, mawa teges entar, lan ngemu surasa pepindhan. Pepindhan marang kahanan, sifat, lan watak manungsa.
Dalam pengertian singkat ini didapat tiga bagian penting yaitu ungkapan, pengandaian dan keadaan atau sifat seseorang.
Ungkapan adalah gabungan kata yang maknanya sudah menyatu dan tidak ditafsirkan dengan makna unsur yang membentuknya. Jadi misal ada ungkapan ‘besar kepala’ kedua kata ini tidak bisa diartikan sebagai ‘kepala dengan ukuran yang besar’. Namun, besar kepala disini dimaknai dengan sifat sombong atau congkak.
Begitu pun dengan ungkapan dalam basa Jawa. Ungkapan ‘abang-abang lambe‘, misalnya, tidak dapat diartikan sebagai ‘pemerah bibir’. Abang abang lambe artinya adalah bicara basa-basi.
Kata penting yang kedua adalah pengandaian. Pengandaian dapat dimaknai menjadi ‘seperti’. Pengandaian diberikan pada dua objek yang memiliki sifat sama. Misalnya seperti ini, ungkapan keras kepala, akan sama dengan kepala batu. Disini sifat keras, diandaikan dengan kerasnya sebuah batu.
Kata penting yang terakhir adalah sifat seseorang. Ini merupakan kunci perbedaan antara saloka dan bebasan. Jika saloka lebih kepada pengandaian orang kepada hewan atau barang. sedangkan bebasan lebih ke pengandaian sifat seseorang.
Ciri Ciri Bebasan
Ada beberapa ciri tembung bebasan yang membuatnya berbeda dengan tembung lain, yaitu:
memiliki arti kiasan tau tidak sebenarnya,
bersifat tetap,
mengandung ungkapan pengandaian (ngemu surasa pepindhan), adapun yang di perumpama-kan adalah keadaan atau sifat seseorang,
tidak dapat dibolak balik.
Penggunaan Bebasan
Seperti sebuah ungkapan dalam Bahasa Indonesia yang dapat digunakan untuk berbagai fungsi, bebasan pun juga begitu. Bebasan dapat digunakan untuk percakapan sehari-hari, untuk melengkapi sebuah karya tulis (berita, cerita baik fiksi dan non fiksi) maupun untuk lagu.
Dalam pembuatan lagu, saat ini ungkapan bebasan telah mempengaruhi beberapa hasil karya kesenian modern.
Seperti kita tahu, maestro Campursari, Didi Kempot pada tahun 2002 telah menerbitkan album bertajuk “King of Tembang Jawa”. dalam album tersebut, ada salah satu lagunya berjudul “Abang Lambe“. Ya, abang lambe termasuk salah satu tembung bebasan.
Lebih lanjut, ada lagu campursari berbahasa Jawa berjudul “Lewung” yang diciptakan oleh seniman campursari, Maryantoko. Salah satu bait liriknya berbunyi ungkapan bebasan: “Lir nguyahi segoro, datan biso ngluluhke atimu“. Lagu ini populer kemblai saat dinyanyikan Nella Kharisma pada tahun 2017.
Ada pula lagu dangdut berjudul “Esuk Dele Sore Tempe” yang diciptakan oleh Tama Wijaya dan sempat populer pada tahun 2019. Lagu ini bercerita tentang kekecewaan dari seorang wanita yang selalu dibohongi oleh pasangannya.
Tembung Bebasan Jawa lan Tegese
Berikut ini beberapa tembung bebasan basa Jawa lengkap dengan teges dan artinya dalam Bahasa Indonesia.
Tembung Bebasan + Teges Awalan A
-Adhang-adhang tetese embun : njagakake barang mung sak oleh-olehe Berharap sesuatu dengan hasil apa adanya. Seperti berharap pada tetes embun. -Adigang, adigung, adiguna : ngendelake kekuwatane, kaluhurane lan kepinteran Mengandalkan kekuatan, kekuasaan dan kepintarannya. Ungkapan ini biasanya ditujukan pada orang yang sok. -Aji godhong garing (aking) : wis ora ana ajine / asor banget Sudah tidak ada harganya (hina). -Ana catur mungkur : ora gelem ngrungokake rerasan kang ora becik Tidak mau mendengarkan pergunjingan. -Ana daulate ora ana begjane : arep nemu kabegjan nanging ora sida (untub-untub) Tidak jadi mendapatkan kemuliaan/keberuntungan. -Ana gula ana semut : papan sing akeh rejekine, mesti akeh sing nekani Tempat yang banyak rejekinya, pasti banyak yang mendatangi. -Anak polah bapa kepradah : tingkah polahe anak dadi tanggungjawabe wong tuwa Tingkah lakunya anak jadi tanggung jawab orang tua. Jika anak bertingkah, maka nama orang tua akan ikut terbawa. -Anggenthong umos (bocor/rembes) : wong kang ora bisa nyimpen wewadi Orang yang tidak bias menyimpan rahasia. -Angon mongso : golek waktu kang prayoga kanggo tumindak Mencari waktu yang tepat untuk bertindak. -Angon ulat ngumbar tangan : ngulatake kahanan menawa kalimpe banjur dicolong Mencari kesempatan untuk mencuri/berbuat kejahatan. -Arep jamure emoh watange : gelem kepenake ora gelem rekasane Mau enaknya/hasilnya tanpa mau berusaha. -Asu rebutan balung : rebutan barang kang sepele Berebut barang yang remeh. -Asu belang kalung wang : wong asor nanging sugih Orang dari kalangan bawah, tidak berpendidikan tinggi, tapi memiliki banyak harta. -Asu gedhe menang kerahe : wong kang dhuwur pangkate mesti bae gede panguwasane Orang berpangkat tinggi wajar jika memiliki kekuasaan yang besar. -Asu/ula marani gebuk : njarak / sengaja marani bebaya Sengaja menantang bahaya. -Ati bengkong oleh obor : wong kang duwe niyat ala malah oleh dalan Orang berniat jelek malah mendapat jalan (bantuan).
Tembung Bebasan + Teges Awalan B
-Baladewa ilang gapite (jepit wayang) : ilang kekuwatane / kaluhurane Hilang kekuatan dan kekuasaannya. Diibaratkan dengan wayang Baladewa yang kehilangan kayu penjepitnya. Maka hanya akan menjadi selembar kulit yang lemas. -Banyu pinerang ora bakal pedhot (sigar) : pasulayan sedulur ora bakal medhotake sedulurane Perselisihan antar-saudara tidak akan menghilangkan hubungan saudara itu sendiri. -Bathang lelaku : lunga ijen ngambah panggonan kang mbebayani Pergi seorang diri menuju tempat berbahaya. -Bathok bolu isi madu (bolong telu) : wong asor nanging sugih kepinteran Orang dari kalangan bawah tapi kaya ilmu pengetahuan. -Blaba wuda : saking lomane nganti awake dhewe ora keduman Karena terlalu dermawan hingga dirinya sendiri tidak mendapatkan/mempunyai apa-apa. -Bebek mungsuh mliwis : wong pinter mungsuh wong kang podho pintere Orang pandai berhadapan dengan lawan yang setara. -Becik ketitik ala ketara : becik lan ala bakal konangan ing tembe mburine Baik atau buruknya seseorang pada akhirnya pasti akan terlihat. -Belo melu seton (malem minggu) : manut grubyuk ora ngerti karepe Ikut-ikutan tanpa tahu apa maksudnya (taklid buta). -Beras wutah arang bali menyang takere : barang kang wis owah ora bakal bali kaya maune Sesuatu yang sudah rusak/cacat tidak akan bisa kembali sama seperti sedia kala -Bidhung api rowang : ethok-ethok nulung nanging sejatine arep ngrusuhi Pura-pura menolong tapi sebenarnya berniat membuat onar. -Balilu tan pinter durung nglakoni (bodho) : wong bodho sering nglakoni, isih kalah pinter karo wong pinter nanging durung tau nglakoni Orang yang tidak memiliki pengetahuan tentang suatu hal, meskipun sering menjalaninya, masih kalah pandai dengan orang yang memiliki pengetahuan, meski tidak pernah menjalaninya. -Bubuk oleh leng : wong duwe niyat ala oleh dalan Orang berniat jelek yang mendapat jalan (bantuan). -Bung pring petung : bocah kang longgor (gelis gedhe) Anak yang dewasa sebelum waktunya. -Buntel kadut, ora kinang ora udud : wong nyambut gawe borongan ora oleh mangan lan udud (rokok) Orang yang bekerja secara borongan tidak mendapat makan dan rokok. Maksudnya orang yang bekerja dengan sistem borongan jarang yang mendapatkan tip/bonus. Entah itu berupa makanan/camilan atau sekedar rokok. -Buru (mburu) uceng kelangan dheleg : golek barang sepele malah kelangan barang luwih gedhe Mencari barang sepele/remeh tapi malah kehilangan sesuatu yang lebih penting. -Busuk ketekuk, pinter keblinger : wong bodho lan pinter padha wae nemu cilaka Orang bodoh ataupun pandai suatu saat sama-sama akan mengalami kesialan/keusulitan.
Tembung Bebasan + Teges Awalan C
-Carang canthel : ora diajak guneman nanging melu-melu ngrembug Tidak diajak bicara tapi ikut nimbrung dalam pembicaraan. -Car-cor kaya kurang janganan : ngomong ceplas-ceplos ora dipikir dhisik Bicara seenaknya tanpa berpikir panjang. -Cathok gawel (timangan sabuk) : seneng cawe-cawe mesthi ora diajak guneman Suka ikut campur pembicaraan orang lain. -Cebol nggayuh lintang : kekarepan kang ora mokal bisa kelakon Keinginan yang mustahil untuk terlaksana. -Cecak nguntal cagak (empyak) : gegayuhan kang ora imbang karo kekuwatane Keinginan/usaha yang tidak sebanding dengan kemampuannya. -Cedhak celeng boloten (gupak lendhut) : cedhak karo wong ala bakal katut ala Jika bersanding dengan orang yang buruk kelakuannya maka akan ikut terbawa. -Cedhak kebo gupak : cedhak karo wong ala bakal katut ala Jika bersanding dengan orang yang buruk kelakuannya maka akan ikut terbawa. -Ciri wanci lelai ginawa mati : pakulinan ala ora bisa diowahi yen durung nganti mati Kebiasaan buruk yang tidak bisa dihilangkan jika belum menemui ajal. -Cincing-cincing meksa klebus : karepe ngirit nanging malah entek akeh Maksudnya/maunya berhemat tapi malah habis banyak. -Criwis cawis : seneng maido nanging yo seneng menehi/muruki Suka mencela tapi juga suka member/membantu. -Cuplak andheng-andheng, yen ora pernah panggonane bakal disingkirake : wong kang njalari ala becike disingkirake Orang yang menyebabkan keburukan maka semua kebaikannya akan terhapus.
Tembung Bebasan + Teges Awalan D
-Dadiya banyu emoh nyawuk, dadiya godhong emoh nyuwek, dadiyo suket emoh nyenggut : wis ora gelem nyanak / emoh sapa aruh Saking jengkel/marahnya hingga tidak mau bertegur sapa lagi. -Dahwen ati open (seneng nacad) : nacad nanging mbenerake wong liya. Mencela sesuatu tapi malah membenarkan hal lainnya yang sama persis. -Dandhang diunekake kuntul, kuntul diunekake dandhang : ala dianggep becik, becik dianggep ala Perkara yang buruk dianggap baik, sedangkan yang baik dianggap buruk. -Desa mawa cara, negara mawa tata : saben panggonan duwe cara utawa adat dhewe-dhewe Setiap daerah memiliki adat istiadat atau aturan yang berbeda. -Dhemit ora ndulit, setan ora doyan : tansah diparingi slamet, ora ana kang ngganggu gawe Semoga selalu diberi keselamatan, tidak ada suatu halangan yang merintangi. Sering digunakan sebagai jampi atau mantra penolak bala’. -Digarokake dilukoke : dikongkon nyambut gawe abot Disuruh bekerja berat. -Didhadhunga medhot, dipalangana mlumpat : wong kang kenceng karepe ora kena dipenggak Orang yang betekad bulat sehingga sulit untuk dihalangi. -Diwenehi ati ngrogoh rempela : diwenehi sithik ora trima, malah njaluk sing akeh Diberi sedikit tidak mau malah minta yang lebih banyak. -Dom sumuruping mbanyu : laku sesideman kanggo meruhi wewadi Tindakan sembunyi-sembunyi untuk mengetahui rahasia. -Dudu sanak dudu kadang, yen mati melu kelangan : senajan wong liya yen lagi nemoni rekasa bakal dibelani Meskipun tidak ada ikatan darah, namun jika mengalami kesusahan bersedia membela. -Duka yayah sinipi, jaja bang mawinga-wingi : wong kang nesu banget Orang yang marah sekali. -Dudutan lan anculan (tali memeden sawah) : padha kethikan, sing siji ethok-ethok ora ngerti Dua orang yang bersekongkol. Salah satunya pura-pura tidak tahu. -Durung pecus keselak besus : durung sembada nanging kepengin sing ora-ora Belum sukses tapi sudah memiliki keinginan yang macam-macam.
Tembung Bebasan + Teges Awalan E
-Eman-eman ora keduman : karepe eman malah awake dewe ora keduman Maunya ingin berhemat tapi pada akhirnya dia sendiri tidak mendapatkan bagian. -Emban cindhe emban siladan (slendang iratan pring) : pilih kasih / ora adil Pilih kasih. -Embat-embat celarat (klarap) : wong nyambut gawe kanthi ngati-ati banget Orang bekerja yang berhati-hati sekali. -Emprit abuntut bedhug : perkara sing maune sepele dadi gedhe / ngambra-ambra Perkara yang awalnya sepele menjadi besar. -Endhas gundul dikepeti : wis kepenak ditambahi kepenak maneh Kenyamanan yang masih ditambah dengan kenyamanan lain. -Endhas pethak ketiban empyak : wong kang bola-bali nemu cilaka. Orang berkali-kali mengalami musibah. -Enggon welut didoli udhet : panggone wong pinter dipameri kepinteran sing ora sepirowa Tempatnya orang pandai yang dipameri kepandaian yang tidak seberapa. -Entek ngamek kurang golek : anggone nyeneni/nguneni sakatoge Dimarahi habis-habisan. -Entek jarake : wis entek kasugihane Telah habis kekayaannya -Esuk dhele sore tempe : wong kang ora tetep atine (mencla mencle) Orang yang tidak punya pendirian (plin-plan).
Tembung Bebasan + Teges Awalan G
Bebasan Jawa Lengkap
-Gagak nganggo lar-e merak : wong asor / wong cilik tumindak kaya wong luhur (gedhe) Orang jelata yang berlagak seperti orang kaya/berpangkat. -Gajah alingan suket teki : lair lan batine ora padha, mesthi bakal ketara Meski antara lahir dan batinnya berbeda, tapi suatu saat pasti akan terlihat. -Gajah (nggajah) elar : sarwa gedhe lan dhuwur kekarepane Semakin besar dan tinggi keinginannya. -Gajah ngidak rapah (godhong garing) : nerang wewalere dewe
-Gajah perang karo gajah, kancil mati ing tengahe : wong gedhe sing padha pasulayan, wong cilik sing dadi korbane Pertikaian antara penguasa yang menyebabkan rakyat kecil menjadi korban. -Garang garing : wong semugih nanging sejatine kekurangan Orang yang kelihatannya kaya namun sejatinya kekurangan. -Gawe luwangan kanggo ngurungi luwangan : golek utang kanggo nyaur utang Berhutang untuk membayar hutang. -Gayuk-gayuk tuna, nggayuh-nggayuh luput : samubarang kang dikarepake ora bisa keturutan Semua yang diharapkan tidak bisa terlaksana. -Gliyak-gliyak tumindak, sareh pakoleh : senajan alon-alon anggone tumindak, nanging bisa kaleksanan karepe. Meskipun bertindak perlahan-lahan, tapi maksud dan tujuannya tercapai. -Golek banyu bening : meguru golek kawruh kang becik Berguru mencari pengetahuan yang baik. -Golek-golek ketemu wong luru-luru : karepe arep golek utangan malah dijaluki utang Maksudnya mau berhutang tapi malah dimintai hutang. -Gupak pulute ora mangan nangkane : melu rekasa nanging ora melu ngrasakake kepenake Ikut bersusah payah tapi tidak bisa ikut merasakan hasilnya.
Tembung Bebasan + Teges Awalan I
Bebasan Jawa Lengkap
-Idu didilat maneh : murungake janji kang wis diucapake Menarik janji yang sudah diucapkan. -Iwak lumebu wuwu : wong kena apus kanthi gampang Orang yang tertipu dengan mudah.
Tembung Bebasan + Teges Awalan J
Bebasan Jawa Lengkap
(n)Jagakake endhoge si blorok : njagagake barang kang durung mesthi ana lan orane Berharap pada sesuatu yang belum pasti adanya. -(n)Jajah desa milang kori : lelungan menyang ngendi-endi Berpergian ke berbagai daerah. -Jalma angkara mati murka : nemoni cilaka jalaran saka angkara murkane Mendapatkan musibah/kesulitan karena angkara murkanya sendiri. -(n)Jalukan ora wewehan : seneng njejaluk ora seneng menehi Gemar meminta tapi tidak pernah memberi. -Jati ketlusupan ruyung : kumpulane wong becik kelebon wong ala Kumpulan orang baik yang dimasuki orang bejat. -Jaran kerubuhan empyak : wong wis kanji (kapok) banget Orang yang benar-benar kapok. -Jarit lawas ing sampire : duwe kapinteran nanging ora digunakake Punya kepandaian tapi tidak pernah digunakan/dimanfaatkan. -Jer basuki mawa bea : samubarang gegayuhan mbutuhake wragat Untuk mencapai suatu cita-cita membutuhkan dana. -Jujul muwul : perkara kang nambah-nambahi rekasa Perkara yang menambah masalah makin besar. -(n)Junjung ngetebake / ngebrukake : ngalembana nanging duwe maksud ngasorake Pujian yang pada dasarnya bermaksud menghina/menjatuhkan (sebuah ironi).
Tembung Bebasan + Teges Awalan K
Bebasan Jawa Lengkap
-Kacang ora ninggal lanjaran : kebiasa-ane anak nirokake wong tuwane Kebiasaan anak selalu meniru dari orang tuanya -Kadang konang : gelem ngakoni sedulur mung karo sing sugih Hanya mau mengakui saudara pada yang kaya saja. -Kala cacak menang cacak : samubarang panggawean becik dicoba dhisik bisa lan orane Segala pekerjaan yang baik haruslah dicoba sebisa mungkin. -Kandhang langit, bantal ombak, kemul mega : wong sing ora duwe papan panggonan Orang yang tidak memiliki tempat tinggal (tunawisama). -Katepang ngrangsang gunung : kegedhen karep/panjangka sing mokal bisa kelakon Memiliki keinginan terlalu besar yang mustahil untuk bisa terlaksana. -Katon kaya cempaka sawakul : tansah disenengi wong akeh Selalu disukai oleh banyak orang. -Kaya banyu karo lenga : wong kang ora bisa rukun Dua orang/kelompok yang tidak bisa rukun (selalu berseteru). -Kakehan gludug kurang udan : akeh omonge ora ana nyatane Terlalu banyak bicara tetapi tidak ada bukti/tindakan. -Kabanjiran segara madu : nemu kabegjan kang gedhe banget Mendapatkan keberuntungan yang sangat besar. -Kebat kliwat, gancang pincang : tumindak kesusu mesthi ora kebeneran Tindakan yang tergesa-gesa pasti tidak sempurna. -Kebo bule mati setra : wong pinter nanging ora ana kang mbutuhake Orang pandai tapi tidak ada yang membutuhkan. -Kebo ilang tombok kandhang : wis kelangan, isih tombok wragat kanggo nggoleki, malah ora ketemu Sudah kehilangan, dicari dengan segala harta, tapi malah tidak ditemukan. -Kebo kabotan sungu : rekasa kakehan anak / tanggungan Terbebani dengan memiliki banyak anak/tanggungan. -Kebo lumumput ing palang : ngadili perkara ora nganggo waton Mengadili suatu masalah tanpa menggunakan peraturan/undang-undang yang berlaku (main hakim sendiri). -Kebo mulih menyang kandhange : wong lunga adoh bali menyang omahe / asale Sejauh-jauh orang pergi merantau pasti pulang ke kampung halamannya. -Kebo nusu gudel : wong tuwa njaluk wulang wong enom Orang yang lebih tua usianya belajar/menjadi tanggungan yang lebih muda. -Kegedhen empyak kurang cagak : kegedhen karep nanging ora sembada Keinginan yang terlalu besar tapi tidak sesuai dengan kemampuannya. -Kajugrugan gunung menyan : oleh kabegjan kang gedhe banget Mendapatkan keberuntungan yang besar sekali. -Kekudhung walulang macan : ngapusi nggawa jenenge wong kang diwedeni Menipu dengan menggunakan nama besar orang yang ditakuti. -Kelacak kepathak : ora bisa mungkir jalaran wis kebukten Tidak bisa mengelak lagi karna telah terbukti bersalah (tertangkap basah). -Kena iwake aja nganti buthek banyune : sing dikarepake bisa kelakon nanging aja nganti dadi rame/rusak Mencapai suatu tujuan tanpa membuat suatu kerusakan/keributan. -Kencana katon wingko : senajan apik nanging ora disenengi Meskipun bagus tapi tidak disukai. -Kendel ngringkel, dhadang ora godak : ngakune kendel tur pinter jebule jirih tur bodho Mengaku berani dan pintar, tapi kenyataannya penakut dan bodoh. -Kenes ora ethes : wong sugih amuk nanging bodho Orang yang mudah marah tapi sebenarnya bodoh. -Keplok ora tombok : wong senengane komentar thok nanging ora gelem tumindak Orang yang hanya suka berkomentar tapi tidak mau ikut bertindak. -Kere munggah mbale : batur dipek bojo karo bendarane Pembantu yang diperistri oleh majikannya. -Kere nemoni malem : wong kang bedigasan / serakah Orang yang serakah. -Kerot ora duwe untu : duwe kekarepan nanging ora duwe beaya / wragat Memiliki keinginan tapi tak memiliki dana/biaya. -Kerubuhan gunung : wong nemoni kesusahan sing gedhe banget Orang yang mengalami musibah yang sangat besar. -Kesandhung ing rata, kebentus ing tawang : nemoni cilaka kang ora kenyana-nyana Menemui musibah yang tidak disangka-sangka. -Ketula-tula ketali : wong kang tansah nandang sengsara Orang yang selalu mendapat kesusahan. -Kethek saranggon : kumpulane wong kang tindakane ala Sekelompok orang bejat/tidak beradab. -Kleyang kabur kanginan, ora sanak ora kadhang : wong kang ora duwe panggonan sing tetep Orang yang tidak memiliki tempat tinggal yang tetap (pengelana). -Klenthing wadah uyah : angel ninggalake pakulinan tumindak ala Sulit meninggalkan kebiasaan buruk. -Kongsi jambul wanen : nganti tumekan tuwa banget Hingga sampai pada usia tua. -Krokot ing galeng : wong kang mlarat banget Orang yang sangat miskin. -Kriwikan dadi grojogan : prakara kang maune cilik dadi gedhe banget Perkara yang mulanya kecil menjadi sangat besar. -Kumenthus ora pecus : seneng umuk nanging ora sembada Banyak cakap/bicara tapi tidak memiliki kemampuan/tindakan yang seimbang dengan ucapannya (pembual). -Kurung munggah lumbung : wong asor / cilik didadekake wong gedhe Orang jelata yang dijadikan pembesar/pejabat. -Kuthuk nggendhong kemiri : manganggo kang sarwo apik/aji liwat dalan kang mbebayani Mendapatkan kehormatan/jabatan melalui jalan yang berbahaya. -Kutuk marani sunduk, ula marani gebuk : njarag marani bebaya Menantang bahaya/maut. -Kuncung nganti temekan gelung : suwe banget anggone ngenteni Penantian yang sangat lama.
Tembung Bebasan + Teges Awalan L
Bebasan Jawa Lengkap
-Ladak kecangklak : wong kang angkuh nemoni pakewuh, marga tumindake dewe Orang angkuh/sombong yang mendapatkan kesulitan karena kelakuannya sendiri. -Lahang karoban manis : rupane bagus / ayu tur luhur budine Memiliki paras yang tampan/cantik dan berbudi luhur pula. -Lambe satumang kari samerang : dituturi bola-bali meksa ora digugu Meskipun dinasehati berkali-kali tapi tetap tidak dianggap. -Lanang kemangi : wong lanang kang jireh Lelaki penakut. -Legan golek momongan : wis kepenak malah golek rekasa Sudah mendapatkan posisi yang mapan tapi malah mencari sengsara/susah. -Lumpuh ngideri jagad : duwe karepan kang mokal bisa keturutan Memiliki keinginan yang mustahil terlaksana.
Tembung Bebasan + Teges Awalan M
Bebasan Jawa Lengkap
-Maju tatu mundur ajur : perkara kang sarwa pakwuh Perkara yang menjadikan serba salah. -Matang tuna numbak luput : tansah luput kabeh panggayuhan Selalu meleset semua cita-cita/usahanya. -Mbuang tilas : ethok-ethok ora ngerti marang tumindak kang ala sing lagi dilakoni Pura-pura tidak tahu dengan perbuatan buruk yang sedang dijalani. -Meneng widara uleran : katon anteng nanging sejatin ala atine Dari luar terlihat tenaang/baik tapi sebenarnya buruk hatinya. -Menthung koja kena sembagine : rumangsane ngapusi nanging sejatine malah kena apus Merasa memperdayai/menipu tapi sebenarnya dirinya sendirilah yang telah diperdaya/ditipu. -Merangi tatal : mentahi rembug kang wis mateng Menyangkal hasil musyawarah yang sudah matang. -Mikul dhuwur mendhem jero : bisa njunjung drajate wong tuwa Bisa menjunjung tinggi nama baik/derajat orang tua. -Milih-milih tebu oleh boleng : kakehan milih wekasan oleh kang ora becik Terlalu banyak memilih tapi pada akhirnya malah mendapatkan yang tidak baik. -Mrojol selaning garu : wong kang luput saka bebaya Orang yang luput/terlepas dari bahaya. -Mubra-mubra mblabar madu : wong sing sarwa kecukupan Orang yang selalu tercukupi kebutuhannya.
Tembung Bebasan + Teges Awalan N
-Nabok anyilih tangan : tumindak ala kanthi kongkonan uwong liya Berbuat jahat dengan menggunakan/menyuruh orang lain. -Ngagar metu kawul : ngojok-ojoki supaya dadi pasulayan, nanging sing diojoki ora mempan Menghasut orang supaya salah jalan/berbuat salah, tapi yang dihasut tidak terpengaruh. -Ngajari bebek nglangi : panggawean sing ora ana paedahe Pekerjaan yang tidak ada manfaatnya. -Ngalasake negara : wong sing ora manut pranatane negara Orang yang tidak mau mengikuti peraturan negara. -Ngalem legining gula : ngalembana kepinterane wong kang pancen pinter/sugih Memuji kepandaian/kebaikan orang yang nyata-nyata memang pandai/baik. -Ngaturake kidang lumayu : ngaturake barang kang wis ora ana Memberikan barang yang tidak ada. -Nglungguhi klasa gumelar : nindakake panggawean kang wis tumata Melakukan pekerjaan yang telah tertata/disiapkan. -Ngontragake gunung : wong cilik/asor bisa ngalahake wong luhur/gedhe, nganti gawe gegere wong akeh Orang jelata/biasa yang bisa mengalahkan pembesar/pejabat sehingga membuat kehebohan. -Nguthik-uthik macan dhedhe : njarag wong kang wis lilih nepsune. Menantang/menggoda orang yang telah mampu menahan hawa nafsu/amarah/emosinya. -Nguyahi segara : weweh marang wong sugih kang ora ana pituwase Memberi/menyumbang pada orang kaya yang tidak ada manfaatnya. -Nucuk ngiberake : wis disuguhi mangan mulih isih mbrekat Sudah diberi makan, pulang masih membawakan oleh-oleh. -Nututi layangan pedhot : nggoleki barang sepele sing wis ilang Mencari barang remeh yang telah hilang. -Nyangoni kawula minggat : ndandani barang sing tansah rusak Memperbaiki barang yang sudah terlanjur rusak. -Nyolong pethek : tansah mleset saka pametheke/pambatange
Tembung Bebasan + Teges Awalan O
-Obah ngarep kobet mburi : tumindake penggede dadi contone/panutane kawula alit Segala tindakan pemimpin selalu jadi contoh/panutan pengikutnya. -Opor bebek mentas awake dhewek : rampung saka rekadayane dhewe Lolos dari kesulitan yang dibuatnya sendiri. -Ora ana banyu mili menduwur : watake anak biasane niru wong tuwane Watak/sifat anak biasanya meniru orang tuanya. -Ora ana kukus tanpa geni : ora ana prakara tanpa jalaran Tidak ada akibat tanpa suatu sebab. -Ora gonjo ora unus : wong kang ala atine lan rupane Orang yang buruk hati dan rupanya. -Ora mambu enthong irus : dudu sanak dudu kadhang Bukan saudara maupun teman (tidak memiliki hubungan sama sekali). -Ora tembung ora tawung : njupuk barang liyan ora kandha disik Mengambil barang orang lain tanpa pamit. -Ora uwur ora sembur : ora gelem cawe-cawe babar pisan Tidak mau ikut campur sama sekali. -Ora kinang ora udud : ora mangan apa-apa Tidak makan apa-apa. Maksudnya tidak mendapatkan apa-apa. -Othak athik didudut angel : guneme sajak kepenak, bareng ditemeni jebule angel.
Bicaranya seolah-olah meyakinkan, tapi ketika diseriusi ternyata tidak bisa.
Tembung Bebasan + Teges Awalan P
-Palang mangan tandur : diwenehi kapercayan malah gawe kapitunan Diberi kepercayaan tetapi malah disalahgunakan. -Pandengan karo srengenge : memungsuhan karo penguwasa Bermusuhan dengan penguasa. -Pandhitane antake : laire katon suci batine ala Dari luar terlihat suci/baik tapi hatinya buruk. -Pecruk (manuk kag magan iwak) tunggu bara : dipasrahi barang kang dadi kesenengan Diberi mandat/kepercayaan menjaga sesuatu yang jadi kegemarannya. -Pitik trondhol diumbar ing padaringan : wong ala dipasrahi barang kang aji, wekasane malah ngentek-entekake Orang jahat yang diberi kepercayaan barang berharga, pada akhirnya hanya bisa menghabiskan. -Pupur sadurunge benjut : ngati-ati sadurunge benjut Berhati-hati sebelum celaka/babak belur.
Tembung Bebasan + Teges Awalan R
-Rampek-rampek kethek : nyedak-nyedak mung arep gawe kapitunan Mendekati hanya untuk membuat kerusakan/onar. -Rawe-rawe rantas malang-malang putung : samubarang kang ngalang-alangi bakal disingkirake Semua barang yang menghalangi bakal disingkirkan. -Rebut balung tanpa isi : pasulayan merga barang kang sepele Perselisihan yang disebabkan perkara sepele. -Rindhik asu digitik : dikongkon nindakake penggawean kang cocok karo kekarepane Ditugaskan menjalankan pekerjaan yang sesuai dengan keinginannya. -Rupa nggendhong rega : barang apik regane larang Barang bagus/berkwalitas mahal harganya. -Rukun agawe santosa, crah agawe bubrah : yen padha rukun mesti padha santosa, yen padha congkrah mesthi padha bubrah/rusak Jika bisa hidup rukun pasti akan hidup sentosa, jika selalu bertikai pasti akan bercerai.
Tembung Bebasan + Teges Awalan S
-Sabar sareh mesthi bakal pikoleh : tumindak samubarang aja kesusu supaya kasil Pekerjaan apapun jangan dilakukan dengan tergesa-gesa agar berhasil. -Sabaya pati, sabaya mukti : kerukunan kang nganti tekan pati Kerukunan yang dijalankan hingga akhir hayat. -Sadumuk bathuk sanyari bumi : pasulayan nganti dilabuhi tekaning pati Persilisihan terus menerus hingga ajal tiba. -Sandhing kebo gupak : cedhak wong tumindak ala, bisa-bisa katut ala Jika dekat-dekat dengan orang bejat bisa-bisa ikut bejat. -Satru mungging cangklakan : mungsuh wong kang isih sanak sedulur Musuh yang masih bersaudara. -Sadhakep awe-awe : wis ninggalake tumindak ala, nanging batien isih kepengin nglakoni maneh Sudah meninggalkan pekerjaan jelek, tapi dalam batin masih ingin mengulangi lagi. -Sembur-sembur adus, siram-siram bayem : bisa kalaksanan marga oleh pandongane wong akeh Bisa terlaksana karena mendapat dukungan/doa banyak orang. -Sepi ing pamrih, rame ing gawe : nindakake panggaweyan kanthi ora melik/pamrih apa-apa Melakukan pekerjaan tanpa pamrih. -Sing sapa salah bakal seleh : sing sapa salah bakal konangan Orang yang berbuat salah pada akhirnya pasti akan ketahuan. -Sluman slumun slamet : senajan kurang ati-ati isih diparingi slamet Biarpun kurang hati-hati tapi masih diberi keselamatan. -Sumur lumaku tinimba, gong lumaku tinabuh : wong kang kumudu-kudu dijaluki piwulang/ditakoni
Tembung Bebasan + Teges Awalan T
Bebasan Jawa Lengkap
-Tebu tuwuh socane : prakara kang wus apik, bubrah marga ana sing ngrusuhi Perkara yang telah tertata rapi, rusak karena ada yang berbuat onar. -Tega larane ora tega patine : senajan negakake rekasane, nanging isih menehi pitulungan Meski tega melihat orang tersebut sengsara, tapi masih memberi pertolongan. -Tekek mati ing ulone : nemoni cilaka margo saka guneme dhewe Mendapatkan masalah karena ucapannya/kelakuannya sendiri. -Tembang rawat-rawat, ujare mbok bakul sunambiwara : kabar kang durung mesthi salah lan benere Kabar/berita yang belum pasti kebenarannya. -Timun jinara : prakara gampang banget Perkara yang mudah sekali. -Timun mungsuh duren : wong cilik mungsuh wang kuwat/panguwasa, mesthi kalahe Orang jelata/kecil melawan pengusa/orang besar dan sudah pasti kekalahannya. -Timun wungkuk jaga imbuh : wong bodho, mung dikanggokne nalika kekurangan wae Orang bodoh hanya dibutuhkan saat kekurangan saja -Tinggal glanggang colong playu : ninggalake papan pasulayan Meninggalkan/menghindari tempat maksiat. -Tulung (nulung) menthung : katone nulungi jebule malah nyilakani Kelihatannya seolah-olah berusaha menolong, tapi nyata malah mencelakakan. -Tumbak cucukan : wong sing seneng adu-adu Orang yang suka menghasut/mengadu domba. -Tuna sathak bathi sanak : rugi bandha nanging bathi paseduluran Merugi dalam harta tapi mendapatkan saudara/sahabat. -Tunggak jarak mrajak tunggak jati mati : prakara ala ngambra-ambra, prakara becik kari sethitik Perkara jelek merajalela sedangkan perkara baik tinggal sedikit.
Tembung Bebasan + Teges Awalan U
Bebasan Jawa Lengkap
-Ucul saka kudangan : luput saka gegayuhane Lepas dari genggaman. Maksudnya adalah sebuah kesempatan yang terlepas begitu saja. -Ulat madhep ati manteb : wis manteb banget kekarepane Sudah bulat tekadnya. -Undaking pawarta, sudaning kiriman : biasane pawarta iku beda karo kasunyatane Biasanya sebuah berita itu berbeda dari kenyataan yang terjadi. -Ungak-ungak pager arang : ngisin-isini Kelakuan/tindakan yang memalukan.
Tembung Bebasan + Teges Awalan W
Bebasan Jawa Lengkap
-Welas tanpa lalis : karepe welas nanging malah gawe kapitunan Maksudnya ingin menolong tapi malah membuat sengsara. -Wis kebak sundukane : wis akeh banget kaluputane Sudah banyak sekali kesalahannya. -Wiwit kuncung nganti gelung : wiwit cilik nganti gedhe tuwa Dari kecil hingga dewasa.
Tembung Bebasan + Teges Awalan Y
Bebasan Jawa Lengkap
-Yitna yuwana mati lena : sing ngati-ati bakal slamet, sing sembrana bakal cilaka Yang berhati-hati akan selamat, yang gegabah akan celaka. -Yiyidan mungging rampadan : biyene wong durjana/culika saiki dadi wong sing alim Dulunya orang jahat/buruk kelakuannya, tapi sekarang telah menjadi orang alim/baik. -Yuwana mati lena : wong becik nemoni cilaka marga kurang ngati-ati Orang baik yang celaka karena kurang hati-hati. –Yuyu rumpung mbarong ronge : omahe magrong-magrong nanging sejatine mlarat Memiliki rumah besar/mewah tapi sebenarnya miskin.
Contoh Kalimat Menggunakan Bebasan
Bebasan Jawa Lengkap, Biasanya dalam soal uraian, kita akan diminta untuk membuat kalimat yang menggunakan bebasan padinan. Padinan sendiri artinya keseharian. Jadi, maksudnya, bebasan yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini contoh kalimatnya.
“Bu, ora perlu gawa oleh oleh akeh menyang omahe Pak Basuki, aja sok nguyahi segara.“
Sak tenane, Rudi kae ora mambu enthong irus karo keluargaku, nanging amarga yatim maleh dijupuk anak saiki.
Slogan rukun agawe santosa, crah agawe bubrah pancen pantes gawe desa iki.
Polisi ngakoni yen tersangkane pancen sempet mbuwang tilas, kabur menyang Jakarta.
Jane wetonmu apa ta Bud, kok sering ketula tula ketali?
dst.
Demikian pembahasan tembung bebasan jawa dan artinya, semoga dapat bermanfaat. Bebasan Jawa Lengkap
Contoh Saloka Basa Jawa – Salah satu bentuk santun masyarakat Jawa dalam berkata adalah digunakannya berbagai bahasa kias untuk menyampaikan maksud tertentu. Dengan bahasa kias, orang Jawa dapat menjaga perasaan lawan bicara namun maksud pembicaraan tetap dapat tersampaikan.
Contoh Saloka Basa Jawa Bahasa kias dalam bahasa Jawa ada tiga macam yaitu, paribahasa, bebasan dan saloka. Namun untuk mempersempit pembahasan, pada artikel hari ini kita hanya akan membahas saloka saja. Mari simak bersama.
Pengertian Saloka
Contoh Saloka Basa Jawa, Saloka singkatnya merupakan bahasa ungkapan dalam masyarakat Jawa. Sebagai sebuah ungkapan, saloka memiliki arti kiasan, bersifat tetap, dan mengandung pengandaian. Hal yang diandaikan adalah orang dan diandaikan dengan barang atau hewan.
Saloka (ꦱꦭꦺꦴꦏ) yaiku unen-unen ajeg panganggone ngemu surasa pepindhan kang dipindahake wonge.
Contoh Saloka Basa Jawa, Kalimat kalimat saloka bersifat tetap artinya tidak dapat diubah menjadi basa krama inggil.
Semua hal di dunia ini dapat dibuat menjadi saloka sehingga isi sebuah saloka beragam, ada yang berupa nasihat, teguran maupun sindiran.
Ciri-Ciri Saloka
Dari penuturan pengertian saloka, akan didapatkan 3 ciri ciri utama sebuah saloka yaitu:
memiliki arti kiasan,
bersifat tetap,
dan mengandung pengandaian.
Perbedaan Saloka, Bebasan dan Paribasan
Sebagai satu keluarga ungkapan, seringkali kita bingung perbedaan antara saloka, bebasan dan paribasan. Memang ketiganya biasa dibahas dalam satu bab, namun ternyata ketiganya berbeda. Berikut ini perbedaannya.
Perbedaan dasar antara saloka, bebasan dan paribasan adalah dalam paribasan menggunakan tembung wantah (kosakata murni) dan tidak memiliki ungkapan pengandaian. Sedangkan dalam bebasan sendiri mengandung ungkapan pengandaian dan yang diandaikan/diumpamakan adalah suatu keadaan atau sifat seseorang.
Perbedaan keduanya dengan saloka adalah dalam saloka yang diumpakan adalah orangnya. Karena yang diumpamakan orangnya, maka dapat menjadi acuan mengartikan saloka biasanya didahului kata ‘orang’ atau ‘wong’.
Paribasan yaiku ukara/unen-unen sing tegese wantah dudu pepindhan. Bebasan yaiku tetembungan sing ngemu teges pepindhan. Saloka yaiku unen-unen ajeg panggonane ngemu surasa pepindahan kang dipindahake wonge.
Contoh Saloka Beserta Artinya
Berikut ini beberapa contoh saloka berserta teges dan artinya yang sering ditanyakan dalam ujian dan diurutkan menurut abjad:
Asu belang kalung wangtegese wong ala utawa wong asor nanging sugih bandha. (artinya: orang jelek, rendah, atau jahat tetapi kaya harta).
Asu gedhe menang kerahetegese wong luwih dhuwur pangkate lan luwih gedhe panguasane biasane menang perkarane. (artinya: orang yang lebih tinggi derajat pangkatnya biasanya menang permasalahannya).
Ati bengkong oleh oncongtegese wong kang duwe niat ala, ana sing nyarujuki oleh dalane. (artinya: orang yang punya niat buruk/ jahat ada yang mendukung dan mendapat jalan).
Baladewa ilang gapite, tegese wong kang ilang kekuwatane. (artinya; orang yang kehilangan kekuatannya).
Bathok bolu isi madu, tegese wong asor nanging sugih kapinteran. (artinya; orang rendahan tetapi kaya pengetahuan).
Bebek mungsuh mliwis, tegese wong pinter memungsuhan karo wong pinter, nanging sijine kalah ulet lan trampil. (artinya; orang pandai bermusuhan dengan orang pandai tetapi yang satu kalah tekun dan terampil).
Belo melu seton, tegese wong kang melu-melu, nanging ora ngerti karepe/tujuwane.(artinya;orang yang ikut-ikutan tetapi tidak tau maksud dan tujuannya).
Beras wutah arang bali marang takere, tegese barang yen wis rusak angel pulih kaya maune. (artinya; sesuatu yang sudah berubah dari asal mulanya mustahil bisa pulih seperti sedia kala).
Cebol nggayuh lintang, tegese wong cilik kang nduweni gegayuhan kang tangeh lamun kelakon. (artinya; orang miskin yang mempunyai keinginan yang mustahil tercapai).
Cecak nguntal empyak/cagak, tegese gegayuhan kang ora timbang karo kekuwatane.(artinya; keinginan/ cita-cita yang tidak sesuai dengan kemampuannya).
Dhandhang diunekake kuntul, kuntul diunekake dhandhang, tegese ala diunekake apik, apik diunekake ala. (artinya; buruk dikatakan baik dan baik dikatakan buruk).
Dhemit ora ndulit, setan ora doyan, tegese wong kang tansah diparingi keslametan ora ana sing nggodha. (artinya; orang yang selalu diberi keselamatan serta tidak ada yang mengganggu).
Dom sumurup ing banyu, tegese wong kang lakune sesindheman kanggo nyumurupi wewadi. (artinya; melakukan sesuatu secara diam-diam untuk menutupi keburukan).
Emprit abuntut bedhug, tegese prekara sepele dadi gedhe ngambra-ambra. (artinya; permasalahan kecil menjadi besar menjadi-jadi).
Endhas gundhul dikepeti, tegese wong wis kepenak dienak-enakake maneh.(artinya; orang yang sudah enak ditambah enak lagi).
Gagak nganggo elaring merak, tegese wong cilik tumindak kaya wong gedhe/luhur.(artinya; orang miskin yang bertindak seperti orang besar/ luhur).
Gajah alingan suket teki, tegese lahir lan batine ora padha bakal ketara.(artinya; sifat/ kelakuan lahir maupun batin biarpun tidak kelihatan pasti akan terlihat).
Gajah ngidak rapah, tegese wong gedhe kang njarak utawa nerak aturane dhewe.(artinya; orang besar yang melanggar aturannya sendiri).
Gajah tumbuk karo gajah, kancil mati ing tengah, tegese wong gedhe pasulayan karo wong gedhe wong cilik sing dadi korbane.(artinya; orang yang berkedudukan saling bertengkar rakyat kecil yang menjadi korban).
Gong lumaku tinabuh, tegese wong kang tansah kumudu-kudu ditakoni, utawa dijaluki piwulang.(artinya; orang yang selalu dimintai petuah atau dimintai ilmu pengetahuan).
Idu didilat maneh, tegese wong kang menehi dijaluk bali maneh utawa murungake janji kang wis diucapake.(artinya; orang yang sudah memberi kemudian meminta kembali pemberiannya atau membatalkan janji yang diucapkan).
Iwak klebu ing wuwu, tegese wong kang kena apus kanthi gampang, wong nemu bebaya.(artinya; orang yang mudah dibohongi).
Jati ketlusuban ruyung, tegese kumpulane wong becik, klebon wong kang ala watake.(artinya; kumpulan orang-orang baik yang kemasukan orang yang buruk sifatnya).
Jaran kerubuhan empyak, tegese wong kang wis kapok banget ora bakal mbaleni maneh.(artinya; orang yang sudah kapok dan tidak akan mengulangi lagi).
Kacang mangsa ninggala lanjaran, tegese pakulinane anak biasane niru tumindake wong tuwane.(artinya; kebiasaan anak biasanya meniru perbuatan orang tua).
Kebo bule mati setra, tegese wong pinter, nanging kapinterane ora ana kang merlokake kapinterane amarga ing tengahing pategalan.(artinya; orang pandai tapi kepandaiannya tidak ada yang membutuhkan karena berada di tempat yang tidak semestinya).
Kebo ilang tombok kandhang, tegese wong wis kelangan isih mbutuhake wragat kanggo nggoleki barang sing ilang mau.(artinya; orang yang sudah kehilangan tapi masih membutuhkan biaya untuk mencari barang yang hilang tadi).
Kebo mulih ing kandhange, tegese wong lungan adoh wis suwe, bali maneh ing omahe asale maneh.(artinya; orang yang sudah pergi lama dan kembali lagi ke asalnya).
Kebo kabotan sungu, tegese wong panguripane rekasa marga kakehan anak.(artinya; orang yang kehidupannya susah/ menderita karena kebanyakan anak).
Kebo nusu gudel, tegese wong tuwa njaluk wuruk marang wong enom.(artinya; orang tua yang meminta bantuan kepada pemuda).
Kemladheyan ngajak sempal, tegese wong mondhok ngajak rusak.(artinya; pendatang yang mengajak berbuat onar/ keburukan).
Kere munggah bale, tegese wong asor diangkat dadi wong gedhe/dipek bojo karo wong gedhe.(artinya; orang miskin yang diangkat jadi orang berkedudukan/ dijadikan istri/suami orang yang berkedudukan/ orang besar).
Kethek serangon, tegese wong sagrombolan sing tumindak ala.(artinya; segerombolan orang yang berbuat kejahatan).
Klenthing wadhah masin, tegese wong kang angel ninggalake pakulinan sing ora becik.(artinya; orang yang berat meninggalkan kebiasaan buruk).
Kriwikan-dadi grojogan, tegese prekara cilik dadi prakara gedhe tur ngambra-ambra.(artinya; permasalahan kecil menjadi besar dan menjadi-jadi).
Kutuk marani sunduk, tegese wong kang njarak marang bebaya.(artinya; orang yang bermain-main dengan bahaya).
Lahang karoban manis, tegese wong rupane bagus utawa wong rupane ayu tur ya apik bebudene.(artinya; orang yang wajahnya cantik atau ganteng serta berbudi pekerti luhur).
Lambe satumang keri samerang, tegese wong dituturi bola-bali tetep dheweke ora nggugu.(artinya; orang yang diberitahu berkali-kali tetap saja tidak percaya).
Legan golek momongan, tegese wong kepenak malah golek rekasa.(artinya; orang yang sudah enak hidupnya tetapi malah mecari kesulitan).
Opor bebek mentas awake dhewek, tegese wong kang ngrampungi saka rekadayane dhewe.(artinya; orang yang menyelesaikan permasalahan karena usahanya sendiri).
Palang mangan tanduran, tegese wong kang dipercaya njaga malah gawe rusak barang sing dijaga.(artinya; orang dipercayai menjaga sesuatu tetapi malah merusaknya).
Pecruk tunggu bara, tegese wong dipasrahi tunggu njaga kang dadi kesenengane.(artinya; orang yang diberi kepercayaan menjaga barang/ sesuatu yang disukainya).
Pitik trondhol diumbaring padaringan, tegese wong ala kang dipasrahi njaga barang kekaremane, wekasane malah ngentek-entekake.(artinya; orang jahat yang diberi kepercayaan menjaga barang yang disukainya akhirnya malah merusak dan merugikan).
Satru munggwing cangklakan, tegese mungsuh wong sing sejatine isih sanak sedulure dhewe.(artinya; memusuhi orang yang sebenarnya masih sanak saudaranya sendiri).
Sumur lumaku tinimba, tegese wong sing kumudu-kudu ditakoni.(artinya; orang yang harus dimintai pertanyaan).
Tekek mati ulune tegese wong nemu cilaka jalaran saka guneme dhewe. (artinya: orang yang celaka karena omongannya sendiri).
Tumbu oleh tutup tegese wong wis cocok karo karepe.(artinya; orang yang sudah cocok dengan keinginannya).
Timun mungsuh duren tegese wong cilik mungsuh wong kang duwe panguwasa.(artinya; orang miskin yang bermusuhan dengan orang yang berkuasa).
Timun wungkuk jaga imbuh, tegese wong bodho ala pisan kanggone mung yen kekurangan wae. (artinya: orang bodoh lagi jelek dipakai hanya untuk menutup kekurangan saja).
Tunggak jarak mrajak, tunggak jati mati tegese turunane wong cilik dadi akeh, dene turunane wong apik malah dadi entek utawa mati cures. (artinya: keturunannya orang kecil/ buruk menjadi banyak, sedangkan keturunan orang baik malah habis).
Yuyu rumpung mbarong ronge tegese omahe magrong-magrong, nanging sajatine kekurangan. (artinya: rumahnya besar tetapi sebenarnya orang yang miskin).
Contoh Saloka dalam Kalimat
Saloka sering digunakan masyarakat Jawa tempo dulu dalam percakapan sehari hari, berikut ini contohnya.
“Uwis Din, lirihna swaramu wediku kriwikan dadi grojogan, Ibu ora opo opo tenan!” Dawuhe ibu tekan njero pawon.
Mas Ardi bola bali dikandhani Bapak aja munggah gunung perkarane kaya kuthuk marani sunduk, nanging ora dirungakna.
Masio kaya cebol nggayuh lintang, aku ora arep mundur olehku usaha dadi lurah ing deso iki.
Kang Kaseno kae aja pisan pisan dikongkon njaga sajen, wediku kaya pitik trondhol diumbar ing pedaringan.
Kasmini karo Jamil kae jan persis tumbu oleh tutup, ketemu nendi yo?
Demikian pembahasan saloka mulai dari pengertian sampai contoh dan teges atau artinya. Semoga bermanfaat.
Contoh Metamorfosis Sempurna, Berikut ulasan materi metamorfosis sempurna dan tidak sempurna. Dimulai dari definisi, perbedaan, fungsi sampai contoh metamorfosis.
Definisi Metamorfosis
Metamorfosis adalah proses hewan mengalami perubahan fisik yang ekstrem dan cepat dalam beberapa waktu setelah lahir. Hasil dari metamorfosis dapat berbeda untuk setiap organisme. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan jumlah kaki, cara makan, atau cara pernapasan.
Beberapa spesies juga menggunakan proses metamorfosis untuk fungsi seksual. Anggota pra-metamorf dari spesies ini biasanya tidak dapat kawin atau berkembang biak.
Contoh contoh metamorfosis yang umum dikenal meliputi proses yang dialami oleh sebagian besar serangga dan transformasi berudu menjadi seekor katak. Gambar di bawah ini menunjukkan tahap-tahap perubahan ini, yaitu ketika berudu kecil seperti ikan berubah menjadi apa yang tampaknya hewan yang sama sekali berbeda:
Themoondogiesmusic
Selain metamorfosis katak, beberapa hewan tak populer lain juga mengalami metamorfosis. Beberapa jenis ikan, moluska, lobster, misalnya, yang terkait erat dengan serangga, memang mengalami metamorfosis sebagai bagian dari siklus hidup mereka.
Metamorfosis adalah proses alam yang luar biasa. Kecepatan dan luasnya pertumbuhan dan diferensiasi sel yang terjadi sangat mencengangkan.
Pada sebagian besar spesies, pertumbuhan yang cepat dan perubahan tipe sel yang demikian hanya terjadi selama perkembangan embrionik.
Beberapa ilmuwan percaya bahwa proses metamorfosis melibatkan semacam pengaktifan kembali gen yang memungkinkan sel hewan berubah dari satu jenis sel ke yang lain. Wah!
Perubahan yang menyebabkan metamorfosis dipicu oleh kerja hormon yang dikeluarkan tubuh hewan.
Hormon menyebabkan perubahan drastis pada fungsi sel, dan bahkan perubahan perilaku unik seperti ulat yang melepas kepompongnya.
Secara buatan, efek hormon pada metamorfosis dapat dipelajari dengan pemberian hormon tertentu secara artifisial pada hewan pra-metamorf. Misalnya, pada berudu, kita dapat memicu mereka untuk mulai kehilangan ekor dan menumbuhkan anggota tubuh lebih awal dengan penambahan hormon tiroid ke pasokan air tempat mereka hidup dan berenang. Sayangnya, perlakuan ini berdampak buruk pada kesehatan hewan. Jadi, tolong jangan dilakukan 🙂
Fungsi Metamorfosis
Setelah mengetahui pengertian metamorfosis, kini kita akan mengetahui alasan dibalik terjadinya metamorfosis. Heem, tentu Tuhan menciptakan segala sesuatu tiada yang percuma.
Secara logika dapat dijelaskan bahwa jika metamorfosis tidak terjadi, berudu tidak bisa menjadi katak dan larva tidak bisa menjadi katak dewasa yang mampu bereproduksi. Tanpa anggota yang matang secara reproduksi, spesies ini akan cepat mati sehingga lama lama kan punah.
Pertanyaannya jadi berkembang seperti ini, mengapa spesies ini berevolusi untuk membutuhkan langkah ekstra ini sejak awal? Mengapa tidak menetaskan kupu-kupu atau katak dewasa dari telur?
Jika begitu, setidaknya beberapa spesies metamorfosis tidak memulai dengan cara itu. Serangga paling awal pada dasarnya menetas ketika dewasa. Tetapi beberapa ratus juta tahun yang lalu, beberapa spesies menemukan trik metamorfosis. Itu tampaknya sangat sukses; Diperkirakan bahwa hampir dua pertiga spesies yang hidup saat ini menggunakan metamorfosis untuk mencapai perubahan besar antara bentuk dewasa dan remaja mereka.
Manfaat atau fungsi metamorfosis mungkin terletak pada kemampuannya untuk mengurangi persaingan . Hewan pra-metamorf biasanya mengkonsumsi sumber daya yang sama sekali berbeda dari bentuk dewasa mereka. Berudu hidup di air, makan ganggang dan tanaman. Katak hidup di darat, menghirup udara, dan memakan serangga. Ulat memakan daun; kupu-kupu hidup dari nektar. Dll ..
Ini secara efektif mencegah anggota spesies yang lebih tua dari bersaing dengan anggota yang lebih muda. Hal ini dapat menyebabkan lebih banyak anggota spesies berhasil mencapai kematangan seksual, tanpa risiko dikalahkan oleh anggota spesies yang lebih tua.
Jenis Metamorfosis
Ada dua jenis metamorfosis yaitu, metamorfosis lengkap atau sempurna dan metamorfosis tidak lengkap atau tidak sempurna.
Metamorfosis Lengkap (Sempurna)
Dalam metamorfosis lengkap, larva sepenuhnya mengubah rencana tubuhnya untuk menjadi dewasa. Jadi, bentuk awal dan bentuk akhir setelah metamorfosis sangatlah berbeda.
Untuk menjadi sangat berbeda, hewan yang mengalami metamorfosis sempurna mengalmai proses yang lebih panjang.
Organisme yang menjalani metamorfosis lengkap disebut “holometabolous,” dari kata Yunani “holo” untuk “lengkap” atau “keseluruhan,” “meta” untuk “perubahan,” dan kata benda “bole” untuk “melempar.” “Holometabolous,” lalu, berarti “benar-benar berubah,” atau “sepenuhnya berubah.”
Contoh hewan yang mengalami metamorfosis sempurna, yang paling terkenal adalah kupu-kupu, yang dimulai sebagai ulat, makan daun dan berubah menjadi makhluk terbang, minum nektar dengan exoskeleton.
BatteryB.com
Transformasi pada metamorfosis sempurna atau lengkap ini begitu cepat dan lengkap sehingga ulat harus memutar kepompong dan tidak aktif selama berminggu-minggu disisi lain tubuhnya mengalami perubahan ekstrim ini.
Contoh hewan lain yang mengalami metamorfosis sempurna dan berubah dari tahap larva seperti cacing menjadi hewan yang terlihat sangat berbeda yaitu kumbang, lalat, ngengat, semut, dan lebah.
Beberapa ilmuwan percaya bahwa tahap larva dari metamorfosis lengkap mungkin telah berevolusi dari serangga yang menetas dari telurnya tanpa berkembang dengan baik. Beberapa embrio ini mungkin bertahan cukup lama untuk menemukan makanan di dunia luar; dan ini mungkin akhirnya memberi mereka keuntungan, karena mereka akan dapat memberi makan lebih lama dan mendapatkan lebih banyak kekuatan daripada rekan-rekan mereka sebelum bermetamorfosis menjadi tahap dewasa.
Metamorfosis Tidak Lengkap (Tidak Sempurna)
Pada metamorfosis yang tidak lengkap, hanya beberapa bagian tubuh hewan yang berubah selama metamorfosis.
Hewan hewan yang hanya mengubah sebagian tubuhnya saat mereka dewasa disebut “hemimetabolous,” dari kata Yunani “hemi” untuk “setengah,” “meta,” untuk “perubahan,” dan kata kerja “bole” untuk “melempar.”
“Hemimetabolous,” lalu, adalah kata yang berarti “setengah berubah.”
Kecoak, belalang, dan capung adalah hewan hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Mereka menetas dari telur yang sangat mirip diri mereka saat dewasa.
Mereka mendapatkan sayap dan organ reproduksi saat mereka tumbuh, tetapi mereka tidak sepenuhnya membentuk kembali tubuh mereka seperti yang dilakukan sepupu mereka yang sepenuhnya bermetamorfosis.
Contoh Metamorfosis Sempurna
Contoh hewan yang mengalami metamorfosis sempurna yaitu:
kupu kupu
lebah
kumbang
semut
lalat
katak
Kupu-kupu
Kupu kupu merupakan hewan contoh metamorfosis sempurna yang sangat populer. Tentu hal ini karena proses metamorfosis kupu kupu yang mudah diamati dan ditemukan daripada hewan lain.
Mulanya, ulat yang sudah puas makan dedaunan akan membungkus dirinya dalam kepompong selama berminggu-minggu dan kemudian muncul sebagai kupu-kupu yang indah.
Perubahan penampilan yang jelas, seperti pertumbuhan sayap, kaki dan kerangka luar. Tak hanya itu, mereka juga menumbuhkan mata baru , kehilangan bagian mulut pemakan daun dan menggantinya dengan bekal penghisap nektar, dan mendapatkan organ reproduksi yang matang.
Gobiologylogitech.blogspot.com
Untuk mencapai perubahan drastis ini, ulat metamorfosis pada dasarnya mencerna dirinya sendiri. Saat proses metamorfosis, ulat melepaskan enzim yang melarutkan sebagian besar tubuh mereka!
Di sini, kepompong akan berfungsi ganda, tidak hanya untuk melindungi serangga metamorfosis dari serangan. Itu juga diperlukan untuk menjaga tubuh pencairannya terikat bersama, jangan sampai keluar!
Tidak semua sel ulat dilarutkan oleh enzim ini. Jaringan khusus yang disebut cakram imajiner bertahan hidup – dan mereka menggunakan sup yang dulunya merupakan sisa tubuh ulat untuk nutrisi. Dengan mengonsumsi protein, vitamin, dan mineral – semua yang Anda butuhkan untuk membangun kupu-kupu – cakram imajiner ini dapat tumbuh dengan sangat cepat, berkembang menjadi bagian tubuh kupu-kupu yang dewasa.
Tubuh baru hampir tidak memiliki kesamaan dengan tubuh lama. Ia memiliki kaki baru, organ sensorik baru, exoskeleton baru, sistem reproduksi baru. Bahkan sistem pencernaannya tidak bekerja dengan cara yang sama, karena sekarang ia harus mencerna nektar, bukan daun. Itu semua selain sayap yang indah.
Perubahan radikal ini memungkinkan kupu-kupu untuk menyelesaikan siklus hidupnya dengan sangat efisien, tanpa persaingan antara kupu-kupu dewasa dan ulat untuk makanan.
Banyak serangga lain melewati proses serupa. Mereka menetas sebagai larva seperti cacing, akhirnya membungkus diri mereka dalam pupa keras, dan muncul sebagai orang dewasa dengan kaki, exoskeleton, dan fitur lain yang memiliki sedikit kesamaan dengan larva seperti dulu. Lebah, kumbang, semut, dan lalat semuanya menggunakan strategi ini.
Lebah
Daftarhewan.com
Lebah juga merupakan hewan yang mengalami metamorfosis sempurna. Mereka melewati empat tahap metamorfosis dimulai dari telur dan berakhir dengan lebah dewasa atau imago.
Lamanya proses metamorfosis ini bergantung dengan jenis lebahnya. Kasta lebah prajurit membutuhkan waktu 24 hari, lebah pekerja membutuhkan waktu sekitar 21 hari, sementara kasta lebah ratu membutuhkan waktu hanya 16 hari untuk menyelesaikan 1 siklus dalam metamorfosisnya.
Kumbang
Contoh metamorfosis sempurna yang ketiga adalah kumbang. Ketika lahir, kumbang tidak memiliki cangkang yag keras seperti induknya. Kumbang akan mengalami empat tahap metamorfosis sehingga lebih adaptif terhadap lingkungan.
Semut
Semut juga mengalami metamorfosis sempurna. Ia tidak serta merta berwarna hitam. Awalnya ratu semut akan bertelur, telur tersebut lalu menetas menjadi larva. Selanjutnya larva akan menjadi pupa atau kepompong. Kepompong lalu berubah menjadi semut dewasa.
Lalat
Berikut ini skema metamorfosis yang terjadi pada lalat.
Katak
Metamorfosis kecebong menjadi katak sedikit lebih ganas dibandingkan dengan ulat menjadi kupu-kupu, atau serangga lain tetapi prosesnya memiliki beberapa fitur umum yang penting.
Berudu akan mencerna sel mereka dengan cara yang spektakuler. Dengan menggunakan proses apoptosis – atau “kematian sel terprogram” – berudu “memesan” sel-sel yang tidak mereka butuhkan lagi untuk menghancurkan DNA mereka dan mati. Sel-sel yang mati kemudian dikanibal untuk energi dan bahan mentah untuk membuat sel-sel lain.
Sel-sel ekor mereka dipecah dan digunakan untuk membuat kaki mereka yang berkembang; proses serupa terjadi pada insang, yang menghilang ketika kecebong mulai mengembangkan paru-paru.
Contoh Metamorfosis Tidak Sempurna
Selanjutnya adalah metamorfosis tidak sempurna. Beberapa hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurra antara lain:
Ikan salmon
Kecoak
belalang
capung
Ikan Salmon
Beberapa spesies ikan mengalami metamorfosis yang mirip dengan kecebong. Meskipun perubahan itu tidak begitu dramatis.
Ikan, seperti salmon, dapat mengakibatkan perubahan dalam sumber makanan ikan, rencana tubuhnya, dan di mana ia dapat hidup.
Salmon adalah ikan air tawar dalam bentuk remaja. Setelah menjalani metamorfosis parsial, ia menjadi ikan air asin. Perlu diingat bahwa ikan yang hidup di air asin tidak bisa hidup di air tawar.
Hal ini berbeda dengan salmon yang menetas di air tawar dan dewasa di air laut.
Kecoa
Jadi, tidak semua serangga mengalami metamorfosis sempurna. Seperti belalang, ia tidak mengalami fase pupa sehingga dikategorikan hewan hemimetabolous.
Kecoa
Contoh metamorfosiss tidak sempurna yang ketiga adalah hewan kecoa.
Hewan yang sering ditemui di gudang ini tumbuh dari telur yang berkembang menjadi nimfa dan berakhir dengan imago.
Capung
Contoh metamorfosis tidak sempurna yang terakhir adalah capung. Capung menyukai habitat air dan meletakkan telurnya pada dedaunan. Telu iki selanjutnya menetas, menjadi nimfa dan ketika dewasa berubah menjadi imago.
Anata nimfa dan imago tidak banyak perbedaan, itulah mengapa capung dikategoruikan dalam metamorfosis tidak sempurna.
Demikian ulasan tentang metamorfosis, semoga bermanfaat. Terimakasih.
Jenise Layang Basa Jawa – Layang minangka salah suwijine jinis media komunikasi sing wis ana awit jaman biyen. Layang dipérang dadi pirang-pirang jinis miturut isine. Contone, jinis layang prasaja sing digawe yaiku layang ijin ora mlebu sekolah.
Ing basa Indonesia layang diarani surat.
Jenise Layang Basa Jawa, Sanadyan ing jaman saiki layang wis arang digunakake amarga anane sarana komunikasi kang luwih canggih kayata WhatsApp, SMS, telepon, internet, email, fax, lsp, layang isih narik kawigaten kanggo disinaoni.
Layang Yaiku
Layang yaiku mujudake sarana komunikasi kanggo nyalurake informasi kang ditulis dening pihak siji marang pihak liyane kanthi ancas kanggo ngandharake tujuwan pesen saka kang ngirim layang.
Layang yaiku satunggaling minangka sarana nyambung gunem ingkang awujud sinerat.
Lha nek pas nelpon kudu tumbas pulsa, nek ngirim layang kudu nganggo prangko. Jarene prangko iki mujudake barang unik, mula akeh dikumpulake. Kegiatan ngumpulake prangko diarani filateli.
Kejaba prangko nulis layang uga mbetahake amplop kangge njago kertas tulisan panggah apik, lan uga supaya layang kita ora diwaca wong liya kang ora ndue kepentingan.
Jenis jenis amplop uga akeh tergantung jenise layang.
Bab-bab sing Perlu Digatekake Sadurunge Nulis Layang
Ana bab kang kudu digatekake nalika nulis layang. Amarga nalika layang dikirim sampeyan ora bisa ngowahi maneh.
Kaping pisanan, priksa manawa sampeyan nulis alamat layang kanthi bener lan lengkap. Kajaba iku, nulis tulisan sing apik, rapi lan sing gampang diwaca.
Kapindho, nggatekake pangkat, gelar utawa jabatane wong sing dikirimi layangan. Mesthi wae sampeyan pengin entuk tanggapan sing apik nalika wong kasebut maca layangan sampeyan.
Ugi nggunakake basa krama nalika nulis serat marang wong sing langkung sepuh. Nanging, yen mung kanggo kanca-kanca sing padha umur, nggunakake basa ngoko wae.
Perangane Layang
Jenise Layang Basa Jawa, Perangan ing basa Indonesia tegese bagian bagian, mula perangane layang tegese bagian-bagian layang.
Perangane layang umume iku ana 9 yaiku:
Titi mangsa yaiku keterangan wektu ing layang. Isine awujud tanggal, wulan, taun layang sing ditulis.
Satata basa yaiku alamat tujuwane layang.
Adangiyah/adawiyah utawa puji syukur.
Purwaka yaiku salam layangan. Biasane isine Assalamualaikum utawa sugeng enjing/ siang/ sonten/ dalu.
Surasa dhasar yaiku isi layangan.
Wasana basa yaiku wujude salam panutup.
Prepenah yaiku sesambungane sing ngirim layang karo wong sing dikirimi layang, contone anakmu, pak lekmu, biyungmu.
Tapak asma yaiku tandha tangan utawa cap jempol.
Asma padhang utawa nama terang.
Layangan ing ndhuwur kudu ditulis runtut amarga wis dadi pakem utawa aturane.
Coba sampean pirsani contoh layang ing ngisor iki.
Jenis Jenise Layang
Panjelasan sing pungkasan yaiku jinis layangan. Layang miturut isine ana 6 yaiku:
Layang Iber-Iber
Layang Kitir
Layang Ulem
Layang lelayu
Layang Paturan
Layang Dhawuh
Layang Iber-Iber
Layang iber-iber yaiku layang kang isine bab utawa perkara pribadi.
Layang iber yaiku layangan kang isine bab utawa prakara pribadi. Layang iber-iber uga diarani layangan ganep amarga nggunakake rancangan layangan kang jangkep, ing antarane:
Titi mangsa
Satata Basa
Adangiyah/ Adawiyah
Purwaka
Wasana basa
Prepenah
Tapak asma
Asma Terang
Isine layang iber iber iki maneka werna bisa kabar, kabingahan, kesehatan, sukses lan sanes-sanesipun.
Contoh layang iber-iber
Bandung, 14 Desember 2020
Kancaku, Rahma Nur Fadlilah ing Garut
Muga-muga tansah pinaringan rahmat saha barokah saking Allah SWT.
Halo, Mbak, piye kabare? Wis suwe ora ketemu. Wiwit lulus kuliah, awake dhewe ora nate ketemu maneh amarga padha sibuk.
Ma, aku krungu yen sampeyan saiki dadi pengusaha ing Garut, ta? Wah, aku seneng banget duwe kanca sing sukses. Muga-muga usahamu gampang, Ma. Oh ya, aja lali manut pajak ya? Ha ha ha.
Kabarku saiki apik ing Bandung. Saiki aku uga nyoba dadi pengusaha cilik, nerusake bisnise bapak. Lan alhamdulillah, bisnisku wis akeh pelanggan, apa maneh aku kerep ngekspor barang menyang manca.
Lha, layangku tekan kene dhisik, Ma. Sabanjure kita bisa ketemu nganti ngobrol. Aja lali mbales pesenku, matur nuwun.
kancamu, Sinta
Layang Kitir
Layang kitir yaiku layang utawa cathetan sing digawe kanthi ringkes, padet lan cetha kanthi tujuwan lan tujuwan tartamtu marang sing nampa tanpa pambuka.
Layang kitir diarani memo ing basa Indonesia. Kayata memo, kitir kitir ringkes banget lan langsung menyang intine layang. Layang kitir biasane diwenehake saka atasan marang bawahan utawa pesen antarane anggota kulawarga ing omah.
Contoh layang kitir
Saka: Dewan Guru
Kepada : Kepala Bagian Tata Usaha
Dina iki dewan guru lan administrasi bakal nganakake rapat karo kepala sekolah. Pramila sumangga nyiapake data ingkang gayut kaliyan bab ingkang dipunginakaken kangge materi evaluasi wulan punika. Lan dina iki murid-murid dikon mulih jam 10.00. Pramila mangga diumumke marang kabeh ketua kelas.
Malang, 25 Desember 2016
Dewan Guru
Siti Khuzaina Ula
Layang Ulem
Apa kowe wis tau nampa layang undhangan? Nah, layang undhangan ing basa Jawa diarani layang ulem. Layang ulem bisa ngemot isi ngundang wong ing mantenan, khitanan, walimah, ulang tahun, lsp.
Dadi, layang ulem yaiku layang sing isine njaluk pihak liya teka ing wektu, panggonan, lan acara sing wis ditemtokake.
Layang ulem iku minangka jinise layang jangkep, tegese perangan saka tanggal nganti jeneng padhang kudu ana.
Contoh layang ulem
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMA Negeri 1 Jogja Jl. Pendidikan No. 1, Jogja, 20155 Telp: 0281-657864
Jogja, 13 Februari 2018 Nomor : OSIS/023/18/02/2016 Lampiran : – Hal : Undangan Rapat OSIS
Panjenengan setya,
Gegayutan karo dianakake acara tahunan utawa pengetan SMA Negeri 1 Jogja
Tanggal 52, pramila kanthi punika ngundang panjenengan rawuh:
Dina/Tanggal : Senin/19 Februari k2018 Wanci : 10.00 WIB – Rampung Papan : aula SMA Negeri 1 Yogyakarta Acara : Ngawontenaken adicara pengetan HUT SMA Negeri 1 Jogja ingkang kaping 52.
Mekaten undhangan punika, awit saking kawigatosan saha rawuhipun, matur nuwun.
Hormat Kami, Ketua OSIS
Andika Sanjaya
Layang Lelayu
Jenise layang sing kaping papat yaiku layang lelayu.
Layang lelayu yaiku layang sing ngabari wong kesusahan utawa kepaten (kematian).
Contoh layang lelayu
Kabar Pati INNALILLAHI WAINNA ILLAIHI ROJI’UN Sampun tilar dhateng Rahmatullah Pasangan kita Rosina Administrasi Personil Tenaga Politeknik Negeri Sriwijaya on:
Dina/tanggal : Selasa, 9 Januari 2018 ± Wanci : 20.30 WIB Alamat : Jl. Ogan No.1052 B Rt.37/Rw.12 Bukit Lama Palembang
Dikubur ing:
Dina/tanggal : Rebo, 20 Januari 2018, Ba’da Dzuhur ing TPU Puncak Sekuning Palembang
Mugi-mugi arwahipun almarhum dipuntampi dening Allah SWT, lan kulawarga ingkang dipun tilaraken dipun paringi kekuatan fisik lan mental. Amin.
Nuwun sewu Keluarga Besar Politeknik Negeri Sriwijaya
Sek.IKAS
Layang Paturan
Layang paturan uga diarani surat pemberitahuan.
Layang iki ngemot bab-bab sing kudu dingerteni dening wong akeh. Biasane layang utawa layangan iki ditempelake ing papan jujukane wong liwat.
Contoh layang paturan
DINAS PENDIDKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 15 JAKARTA Jl. Jend.Sudirman No.38 Telp/Fax (021) 5867898/7654233 Jakarta 23456 Website:www.smk15jkt.sch.id email: smk15jkt@gmail.com
PENGUMUMAN Nomor : 342/SMK.15/IV/2016
Kawruh marang kabeh guru, siswa lan karyawan SMKN 15 Jakarta, yen ing pengetan dina Kartini minggu ngarep sekolah bakal nganakake Upacara Hari Kartini, kaajab kabeh warga sekolah padha nganggo busana adat saka daerah masing-masing. dianakake ing:
Dina/tanggal : Kemis, 21 April 2016 Panggonan: lapangan SMKN 15 Jakarta Jam : 08.00 – rampung.
Mangkene wara wara iki, supaya bisa dimangerteni, matur nuwun.
Nganjuk, 18 April 2016
Kepala SMKN 15 Nganjuk
Aries Purnawan, SPd, MPd
Layang Dhawuh
Jenise layang sing pungkasan yaiku layang dhawuh.
Layang dhawuh yaiku layang sing nduweni ancas kanggo menehi pesen saka atasan marang bawahan.
Artikel ini terkait dengan:
jenise layang, jenise layang akeh coba miturut jenise layang kaperang dadi…, jenise layang lan contone, jenise layang miturut wujude, jenise layang diperang dadi, jenise layang ganep, jenise layang resmi yaiku, jenise layang miturut isine,
Macam macam lipatan daun– Kita sebagai masyarakat Indonesia tentu tidak asing dengan berbagai macam kudapan yang dibungkus dengan daun.
Makanan yang dibungkus daun selain lebih cantik juga menjadi lebih harum. Inilah alasan mengapa bungkus daun masih eksis hingga sekarang.
Jika diperhatikan, ternyata ada banyak model lipatan yang digunakan. Antara makanan kering dan berkuah juga pasti berbeda model lipatannya. Ini belum termasuk daun yang digunakan untuk hiasan tumpeng, wah beda lagi.
Nah, supaya lebih paham yuk simak ulasan dan cara membuatnya berikut ini.
Macam Macam Lipatan Daun Untuk Wadah
Lipatan pertama yang akan kita bahas adalah jenis lipatan daun untuk wadah. Ada 11 macam lipatan daun untuk wadah yaitu:
Lipatan Pincuk
Lipatan Pinjung
Lipatan Samir
Lipatan Sudi
Lipatan takir
Lipatan Sumpil
Lipatan Tum
Lipatan Tempelang
Lipatan Pasung
Lipatan Lemper
Lipatan Lontong
Lipatan Pincuk
Lipatan pincuk adalah jenis lipatan yang terbuat dari daun pisang yang kemudian dibentuk segitiga dan disemat lidi. Bentuknya persis seperti serok atau pengki. Pincuk adalah jenis lipatan paling simpel dan praktis.
Lipatan pincuk akrab digunakan untuk pecel, nasi langgi, sate, nasi liwet dan sebagainya. Dengan kata lain, lipatan pincuk adalah pengganti fungsi dari piring.
Lipatan pincuk tidak bisa berdiri sendiri, jadi harus dipegang.
Saat ini, lipatan pincuk dibuat dengan mendobelnya bersamaan dengan kertas bungkus atau koran agar lebih kuat.
Lipatan Pinjung
Macam macam lipatan daun yang kedua adalah lipatan pinjung.
Lipatan pinjung berbentuk seperti piramida atau kerucut. Jadi bagian atasnya tertutup. Selanjutnya sisa daun bagian bawah dimanfaatkan untuk penutupnya.
Lipatan pinjung digunakan untuk membuat mendhut atau koci koci, beberapa jenis botok, meniran dan bunga rampai.
Lipatan Samir
Lipatan samir merupakan jenis lipatan tapi tidak dilipat, hehehe. Lipatan ini dibuat dengan membuat daun pisang menjadi berbentuk bulat.
Ukuran bulatannya disesuaikan dengan wadah utamanya, karena samir digunakan sebagai alas saja. Misal untuk alas nasi, kue ku dan berbagai macam kue lain. Samir juga dapat digunakan alternatif tutup makanan.
Lipatan Sudi
Selain digunakan untuk makanan berat, daun juga dapat digunakan untuk makanan ringan seperti klepon, cenil, dan kue kecil lain.
Nah, jenis lipatan yang cocok untuk kue kue manis semacam itu adalah lipatan sudi.
Lipatan sudi dibuat dengan membulatkan daun pisang yang kemudian disemat dengan lidi, selanjutnya bagian daun yang runcing ditekan ke dalam sehingga muncul ditengah tengah.
Lipatan Takir
Jika kamu mencari jenis lipatan yang dapat digunakan untuk makanan berkuah, maka lipatan takir adalah jenis yang cocok.
Lipatan ini bentuknya balok dengan sematan lidi di kanan kirinya.
Lipatan takir digunakan untuk bubur, kolak atau bahkan makanan lengkap terdiri dari nasi dan lauk pauk sekaligus.
Lipatan Sumpil
Macam macam lipatan daun pisang selanjutnya adalah lipatan sumpil. Ini merupakan jenis lipatan mini yang rapat.
Cara membuatnya mudah, pertama dengan memilih daun pisang yang panjang kemudian bagian ujungnya dilipat segitiga dan diisi bahan makanan. Selanjutnya, gulung dengan terus mempertahankan bentuk segitiga-nya. Terakhir sisakan sedikit bagian dan kaitkan agar makanan dapat terkunci.
Makanan yang dibungkus dengan lipatan sumpil bermacam macam, misalnya seperti lupis, nagasari, lepet, bucang dan tempe.
Lipatan Tum
Lipatan tum sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Ya! ini adalah jenis lipatan yang digunakan untuk nasi bungkus.
Lipatan tum dibuat dengan menarik kedua ujung daun (biasanya daun pisang) ke bagian tengah atas.
Di Bali ada makanan terkenal yang menggunakan bungkus lipatan tum yaitu tum ayam, tum bebek dan tum ikan.
Sedangkan di Jawa, kita mengenal berbagai makanan yang dibungkus dengan lipatan tum seperti misalnya jongkong kopyor, garang asem, bothok, gadon daging, dan lainnya.
Lipatan Tempelang
Jenis lipatan yang ke tujuh adalah lipatan tempelang. Lipatan tempelang menggunakan dua bulembar daun pisang. satu untuk tutup dan satu lagi untuk alasnya.
Lipatan ini digunakan untuk membungkus nasi (biasanya dalam acara selamatan). Selain praktis, nasi nasian yang dibungkus dengan daun pisang juga menjadi lebih sedap.
Lipatan Pasung
Jika lipatan pinjung menghadap bawah dan tertutup, maka lipatan pasung justru sebaliknya. Jika dilihat lipatan pasung akan mirip dengan cone ice cream.
Cara membuat lipatan pasung sangat mudah. Pertama kita butuh daun pisang yang berbentuk bulat kemudian kita tinggal menggulungnya menjadi bentuk kerucut. Terakhir masukkan isi.
Lipatan pasung biasa diisi kue clorot, atau dumbek, apem jadul dll.
Lipatan Lemper
Pertama kalian mungkin bertanya-tanya bukankah lemper adalah nama makanan? ya ini benar dan tahukah kamu jika sebenarnya nama lemper sendiri ternyata diambil dari jenis lipatan bungkusnya. Ya, lipatan lemper.
Lipatan lemper dibuat dengan mengisi daun pisang kosong lalu menggulungnya baru kemudian kedua sisinya dibentuk segitiga dan dikunci dengan lidi atau staples.
Lipatan Lontong
Macam macam lipatan daun pisang untuk wadah yang terakhir adalah lipatan lontong.
Lontong sendiri merupakan salah satu jenis olahan beras yang biasa disajikan dalam menu gado gado, opor ayam atau rujak.
Nah, sebelum banyak cetakan lontong dan penggunaan plastik, orang dulu biasa membuat lontong dengan memasukkannya pada gulungan daun pisang.
Bentuk fisik lipatan ini mirip dengan lipatan lemper hanya saja lebih panjang dan kedua ujungnya tidak dibentuk segitiga.
Nasi lontong yang dibungkus daun pisang luarnya akan berwarna kehijauan dan mengeluarkan aroma khas yang sedap saat di rebus.
Itulah berapa jenis lipatan daun pisang yang digunakan untuk wadah makanan. Selanjutnya, kita akan melihat lihat jenis lipatan untuk hias tumpeng. Seperti apa? cek di bawah ini.
Macam Macam Lipatan Daun Untuk Hiasan Tumpeng
Tumpeng yang cantik akan semakin elok jika ditempatkan dalam wadah yang cantik pula. nah, salah satu tradisi urun temurun dari nenek moyang kita, jika membuat tumpeng pasti bawahnya akan dialasi dengan tempeh yang kemudian dihias dengan dekorasi daun pisang di sisinya.
Ada banyak variasi lipatan untuk tumpeng sehingga orang tidak bosan. berikut ini beberapa diantaranya.
Itulah dia macam macam lipatan daun pisang untuk wadah dan hiasan. semoga artikel ini dapat bermanfaat. Terimakasih.
Artikel ini terkait dengan:
macam-macam lipatan daun pisang macam-macam lipatan daun pisang dan cara membuatnya macam-macam lipatan daun untuk tumpeng macam-macam lipatan daun untuk hiasan
macam lipatan daun dan penjelasannya macam-macam lipatan daun pisang untuk hiasan