
√15 Tembang Tengahan: Pengertian, Fungsi dan Lirik
Pengertian Tembang Tengahan, Memahami konsep tembang Tengahan – Sebelumnya dalam sebuah artikel berjudul 9 Jenis Tembang Jawa Beserta Jenis dan Contohnya kita pernah menyinggung salah satu jenis tembang bernama tembang Tengahan. Tembang ini merupakan jenis tembang klasik tingkat kedua.
Nah, rupanya penjelasan di artikel sebelumnya tentang tembang Tengahan belumlah lengkap, dan penulis menemukan beberapa detail baru sehingga cukup untuk dijadikan pembahasan dalam satu artikel.
Untuk itu, jika kamu kebetulan sedang mencari referensi seputar tembang Tengahan, berikut ini adalah artikel yang pas. Jadi, simak baik baik ya.
Pengertian Tembang Tengahan
Tembang tengahan adalah tembang Jawa yang tertulis dalam buku yang disebut kidung. Tembang Tengahan dalam kidung ini digunakan untuk menceritakan peristiwa pada zaman dulu. Contohnya kidung Sundhayana, kidung Ranggalawe dan lain sebagainya.
Sumber lain mengatakan yang dinamakan tembang Tengahan adalah tembang-tembang yang menggunakan bahasa Jawa Tengah (Tengahan).
Tembang tengahan nggunakake basa Jawa Tengah utawa Jawa Baru.
Dalam dunia tembang, tembang Tengahan masih bersaudara dengan tembang Macapat hanya saja Macapat memang lebih populer diajarkan di sekolah. Hal ini juga berkaitan dengan sejarah tembang Macapat.
Dulunya, ditemukan 51 pola aturan (metrum) yang ditulis para pujangga keraton dalam bentuk Tembang Ageng, Tembang Tengahan, maupun Macapat. Seiring dengan kepergian para pujangga kerajaan, hanya terdapat 15 metrum yang bisa dilacak dan terus menerus dituliskan.
Kelimabelas metrum tersebut antara lain: Jurudemung, Wirangrong, Balabak, Girisa, Dhandhanggula, Sinom, Kinanthi, Pangkur, Asmaradana, Mijil, Gambuh, Pocung, Durma, Megatruh, dan Maskumambang. Sebelas metrum terakhir adalah kelompok tembang macapat.
Sedangkan, untuk kelasnya sendiri, tembang Tengahan menduduki kelas kedua dari tiga kelas tembang klasik.
Nama Lain Tembang Tengahan
Dalam kidung ada banyak penyebutan untuk tembang tengahan antara lain tembang Magel, tembang Tanggung, atau tembang Madya.
Tembang tengahan utawa tembang macapat uga diarani tembang tembang Magel, tembang Tanggung, atau tembang Madya.
Fungsi Tembang Tengahan
Fungsi tembang tengahan adalah memberikan filosofi pengajaran tentang kehidupan masyarakat Jawa.
Secara teknis tembang Tengahan digunakan untuk ‘mbawani gending‘. Hal ini sama seperti penggunaan Kidung yang sering digunakan pada zaman Majapahit.
Dalam Kidung, tembang Tengahan digunakan untuk menceritakan peristiwa pada zaman dulu.
Ciri-Ciri Tembang Tengahan

Dulu, salah satu tanda bahwa yang dimaksud adalah tembang Tengahan, syair syairnya ditulis menggunakan aksara Jawa. Namun seiring perkembangan zaman dan masyarakat Jawa telah mengenal huruf latin, maka tembang Tengahan juga ditulis dalam huruf latin.
Ciri-ciri atau pathokan lain dari tembang Tengahan antara lain:
- Tiap gatra tidak lebih dari 8 wanda, tanpa lampah.
- Terikat dengan dhong-dhinge lagu.
- Menggunakan bahasa Jawa baru.
- Disebut tembang tanggung, tembang magel.
- Terikat Guru wilangan.
- Menggunakan nada tinggi
Watak Tembang Tengahan
Tembang Tengahan juga memiliki watak yang bermacama macam. Misalnya tembang Tengahan Jurudemung mempunyai watak prenèsan dan lumrah digunakan untuk nyanyian yang sedikit erotis
Watak tembang Tengahan lainnya seperti senang, seram, sedih, prihatin, ramah dan lain lain tergambar dalam bait bait liriknya.
Wewatake tembang tengahan iku werna werna. Ana kang watak sereng, sengsem, resep, prihatin, gapyak, lan liya-liya.
Macam Macam Tembang Tengahan
Tembang tengahan memiliki lebih banyak macam dibanding tembang Macapat, jumlahnya ada 15 judul.
Tembang tengahan cacahe ono 15.
Berikut judul judul tembang Tengahan 15:
- Balabak
- Wirangrong
- Lontang
- Palugon
- Duduk Wuluh
- Jurudemung
- Pangajabsih
- Pranasmara
- Sari mulat
- Rarabentrok
- Girisa
- Kuswarini
- Rangsanag Tuban
- Sardula Kawekas
- Kenya Kedhiri
Dari 15 macam tembang Tengahan di atas ada empat yang paling populer yaitu:
• Balabak
• Wirangrong
• Jurudemung
• Girisa
Contoh Tembang Tengahan
Berikut ini contoh lirik beberapa judul tembang Tengahan.
a. Wirangrong
Den samya marsudeng budi,
Wiweka dipunwaspaos,
Aja dumeh, dumeh bisa muwus,
Yen tan pantes ugi,
Sanadyan mung sakecap,
Yen tan pantes prenahira.
(Sunan Paku Buwana IV. Wulangreh: VIII. 1)
b. Balabak
Byar rahina Ken Rara wus maring sendhang, mamet wae,
Turut marga nyambi reramban janganan, antuke
Prateng Wisma wusing nyapu atetebah, j ogane,
Cethik geni arerateng tata-tata, sumbule,
Samantara kirimane wus samekta, kabehe,
Ngambil slendhang Ken Rara nuli pamitan, renane,
Nggendhong cething manggul sumbul sarwi ngemban, kendhine,
Gya umangkat semparet agegancangan, lampahe,
Prapteng teba winulat kawuryan sunya, gubuge.
(Yasa Widagda, 1954: 53)
c. Pangajapsih
Singa ranu panusuling magut pupuh
Baya tan bantu ing branti
Kawi sekar srana pambekasing rapuh,
Mung kusuma bisa weh usada wuyung,
Ciptanig driya andheging ukara kidung, Sedya kla ngestu pada,
Sarpa kresna puspa rujit,
Kang sung barubah ing galih.
(K.G.P.A.A. Mangkunegara IV, Jilid 4, 1953.169)
d. Kuswarini
Rasa madu sata wana kang kekuncung,
Liringira mirah,
Manis mrak ati malat kung,
Nir ing tuwuh jayeng tirta,
Baya ingsun temah mati,
Wohan sungsang lengse mangsa,
Lamun kasep tan tinoleh.
(Gunawan Sri Hastjarjo, 1980: 64)
e. Jurudemung
Winarna jroning udyana,
Langkung asri amrik arum,
Gandaning sekar sumawur,
Tluki mlathi mayang seta,
Mawar argulo lan menur,
Pacar cina kembang pudhak,
Sekar tanjung ledhung-ledhung.
(Gunawan Sri Hastjarjo, 1980: 61)
f. Girisa
Dene utamaning nata, 8 a
Berbudi bawa leksana, 8 a
Lire berbudi mangkana, 8 a
Lila legawa ing driya, 8 a
Agung dennya paring dana, 8 a
Anggeganjar saben dina, 8 a
Lire kang bawa leksana, 8 a
Anetepi pangandika. 8 a
Akhirnya contoh tembang Tengahan di atas menutup artikel seputar tembang Tengahan ini, semoga dapat memberi manfaat. Terimakasih sudah mampir 🙂